Kamis 05 May 2011 20:00 WIB

Hillary: AS Akan Tetap Dukung Pakistan

Hillary Clinton
Foto: guardian.co.uk
Hillary Clinton

REPUBLIKA.CO.ID, ROMA - Amerika Serikat menyatakan, Kamis, negara itu akan tetap mendukung sekutunya, Pakistan, kendati ada ketegangan hubungan yang ditimbulkan oleh ditemukannya dan dibunuhnya Osama bin Laden oleh tentara AS di dekat ibu kota Pakistan. "Itu tak selalu jadi hubungan yang mudah, kalian tahu itu," kata Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton dalam kunjungan ke Roma.

"Tapi, sebaliknya, itu adalah hubungan yang produktif bagi kedua negara kami dan kami akan melanjutkan kerja sama antara pemerintah kami, militer kami, lembaga penegak hukum kami, tapi yang paling penting antara rakyat Amerika dan Pakistan," katanya.

Sebagian rakyat Amerika, termasuk banyak pejabat di Kongres, telah menyarankan Washington membuat lebih banyak ikatan bagi bantuan yang bernilai miliaran dolar AS yang diberikannya kepada Pakistan, atau bahkan memutuskan Islamabad sama sekali. Banyak warga lain Amerika mengatakan Washington memerlukan Pakistan sebagai mitra untuk memerangi Al-Qaida dan gerilyawan lain Islam.

Mereka juga ingin AS melanjutkan perang di Afghanistan --yang dilancarkannya 10 tahun lalu sebagai reaksi atas "serangan jaringan Osama" di New York dan Washington pada 11 Septemebr 2001. Setelah kematian Osama, kata Hillary, Washington dan semua sekutunya harus terus bekerja sama dengan Pakistan guna memerangi Al-Qaida di negeri itu dan Afghanistan.

Tak ada tanda protes massal atau reaksi keras di jalanan di berbagai negara Muslim, termasuk di Pakistan. Namun satu partai-politik besar Islam di Pakistan menyerukan protes massa pada Jumat guna menentang apa yang disebutnya pelanggaran terhadap kedaulatan negeri itu setelah serangan AS.

Jamaat-e-Islami (JI) juga mendesak pemerintah agar menarik dukungannya buat perang AS melawan kaum fanatik. "Kami telah menyeru semua orang untuk menyelenggarakan demonstrasi damai pada Jumat dalam jumlah sangat besar," kata pemimpin JI Sayid Munawar Hasan.

sumber : Antara/ Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement