Kamis 26 May 2011 06:59 WIB

Tinggalkan Amerika, Venezuela Rangkul Iran

REPUBLIKA.CO.ID,Menteri Energi Venezuela menyatakan Caracas akan terus menjalin hubungan dengan Tehran, meskipun AS menjatuhkan sanksi terhadap perusahaan minyak nasional Venezuela. Pada hari Selasa (24/5), Amerika Serikat memberlakukan sanksi terhadap perusahaan raksasa minyak Venezuela, PDVSA sebagai bagian dari kampanye untuk memperketat sanksi terhadap Iran atas program nuklirnya.

Di bawah tekanan sanksi, PDVSA didepak dari kontrak bisnis dengan pemerintah AS dan Washington melarang pembiayaan ekspor bagi perusahaan nasional Venezuela itu.

Menteri Energi Venezuela Rafael Ramirez, yang juga kepala PDVSA, mengatakan Venezuela akan terus mempertahankan hubungan dengan Iran. "Ini adalah hak kami," tegas Ramirez, sebagaimana dilaporkan Reuter, Rabu (25/5).

Pada tahun 2010 lalu, Dewan Keamanan PBB yang berada di bawah tekanan kuat AS mengadopsi putaran keempat sanksi atas Tehran, dengan mengulang klaim klise bahwa nuklir Iran berpotensi diselewengkan untuk kepentingan militer.

Tak lama setelah DK-PBB menjatuhkan sanksi baru atas Iran, Amerika Serikat memberlakukan sanksi unilateral baru terhadap Iran di sektor keuangan dan energi. Tidak hanya itu, Washington juga mendorong negara-negara lain untuk meninggalkan investasi di pasar Iran.

AS kemudian menekan Jepang, Kanada, dan Australia untuk mengamini sanksi sepihak atas Republik Islam, dengan target melumpuhkan investasi di sektor industri energi.

Sebagai anggota Badan Energi Atom Internasional (IAEA) dan penandatangan traktat Non-Proliferasi Nuklir (NPT), Iran berhak menggunakan energi nuklir untuk kepentingan damai seperti pembangkit listrik dan penelitian medis. 

sumber : IRIB/PH
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement