Senin 30 May 2011 21:28 WIB

Pria Berseragam Tentara Afghanistan Bunuh Tentara NATO

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL - Seorang pria berseragam tentara Afghanistan menembak mati seorang prajurit pasukan pimpinan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) di Afghanistan selatan pada Senin (30/5), kata tentara tanpa merinci, sesuai dengan kebijakannya. "Seseorang mengenakan seragam Tentara Nasional Afghanistan mengarahkan senjatanya ke anggota ISAF (Pasukan Bantuan Keamanan Asing) di Afghanistan selatan pada hari ini, menewaskan anggota itu," katanya.

Juru bicara tidak dapat memberikan keterangan tentang apakah penembak itu ditembak atau berhasil lari. Tak dapat dipastikan pula apakah penembak itu tentara atau hanya mengenakan seragam tentara. Terjadi perulangan kejadian anggota pasukan keamanan Afghanistan, cepat tumbuh cepat, mengarahkan senjata ke mitra asing mereka.

Dalam yang diduga kejadian paling mematikan dari peristiwa jenis itu, satu perwira angkatan udara Afghanistan menewaskan delapan tentara dan kontraktor swasta Amerika Serikat pada bulan lalu di pusat pelatihan tentara di Kabul. Pembibitan cepat pasukan keamanan Afghanistan, yang akan meningkat menjadi sedikit-dikitnya 305.000 orang pada 2011, menimbulkan kekuatiran akan penyusupan pendukung Taliban ke polisi dan tentara Afghanistan.

Pejabat Afghanistan mulai pemeriksaan lebih ketat dalam pembibitan setelah tentara pemberontak menewaskan lima tentara Inggris pada November 2009, namun masih hampir 40 orang tewas dalam kejadian semacam itu sejak saat itu. Pada ahir April, hampir 500 tahanan lari dari penjara di Afghanistan selatan melalui terowongan galian Taliban di bawah hidung tentara Afghanistan dan ISAF, yang menguatirkan kejadian sebelum musim perang tradisional dimulai.

Pada 18 April, seorang pejuang berseragam tentara Afghanistan melepaskan tembakan di dalam Kementerian Pertahanan Afghanistan di Kabul pusat, menewaskan dua karyawan dan melukai tujuh lagi. Pada awal April, seorang polisi perbatasan Afghanistan menembak mati dua tentara asing dalam tugas pelatihan di propinsi Faryab, Afghanistan utara.

Pembibitan gencar pasukan keamanan Afghanistan, yang akan ditingkatkan menjadi sedikit-dikitnya 305.000 orang, menimbulkan kekuatiran bahwa Taliban menyusupkan pendukungnya ke polisi dan tentara negara terkoyak perang itu. Pihak berwenang Afghanistan mulai memeriksa lebih ketat calon teruna setelah tentara pembangkang menewaskan lima serdadu Inggris pada 2009, namun masih setidak-tidaknya 20 orang tewas dalam kejadian seperti itu.

Sejumlah 189 tentara asing tewas pada tahun ini, sementara 711 terbunuh pada 2010, yang menjadikannya tahun paling mematikan bagi serdadu asing di negara terkoyak perang tersebut. Kekerasan meningkat di seluruh Afghanistan sejak Taliban pada Mei mengumumkan pemulaian serangan musim semi, yang lama mereka nantikan.

Taliban, yang memerintah sejak 1996, melancarkan perlawanan sesudah digulingkan dari kekuasaan oleh serbuan pimpinan Amerika Serikat pada 2001. Serbuan itu dilakukan sesudah Taliban menolak menyerahkan pemimpin Alqaida Osama bin Laden, yang Amerika Serikat tuduh menjadi otak serangan atas negara adidaya itu pada 11 September tahun tersebut, yang menewaskan sekitar 3.000 orang.

Sekitar 2.492 tentara asing tewas di Afghanistan sejak itu, dengan Amerika Serikat berada di urutan pertama jumlah korban dengan 1.597 orang, diikuti Inggris (368), Kanada (156), Prancis (58), Jerman (48), Denmark (40), Italia (36), Spanyol (30), Polandia (26), Belanda (25), Australia (23), dan negara lain dari sekutu 43 negara tersebut. Bom jalanan buatan rumahan adalah peledak rakitan murah, yang disebut IED, andalan pejuang Taliban.

sumber : Antara/AFP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement