Jumat 03 Jun 2011 06:19 WIB

HRW: Tentara Quattara Eksekusi Ratusan Pendukung Gbagbo

Alassane Ouattara
Foto: AP/Yves Herman
Alassane Ouattara

REPUBLIKA.CO.ID,DUEKOUE - Sedikitnya 95 orang tak bersenjata yang sebagian besar dari kelompok-kelompok etnik yang bersekutu dengan Gbagbo telah dieksekusi dalam beberapa operasi pada akhir April dan Mei. Demikian laporan kelompok Human Right Watch (HRW).

Laporan HAM itu menambahkan penemuan tersebut akan menimbulkan lagi pertanyaan mengenai kelakuan tentara yang diduga telah melakukan kekejaman di tempat lain. "Harapan akan era baru setelah pelantikan Presiden Ouattara akan memudar cepat kecuali perlakuan kejam yang menakutkan terhadap kelompok-kelompok pro-Gbagbo dihentikan dengan segera," kata Corinne Dufka, peneliti senior Afrika Barat pada kelompok HAM yang bermarkas di New York itu. "Presiden telah berulang kali menjanjikan penyelidikan dan pengusutan yang bisa dipercaya dan tidak memihak. Sekaranglah waktunya untuk memenuhi janji itu."

Penemuan itu berdasarkan pada wawancara dengan 132 korban dan saksi kekerasan yang dilakukan oleh kedua belah pihak pada saat pertempuran di Abidjan. Persisnya setelah penangkapan Gbagbo pada 11 April.

Sementara itu, milisi pro-Gbagbo ditemukan telah membunuh sedikitnya 220 orang. Penolakan Gbagbo untuk menerima kekelahan dalam pemilihan presiden Pantai Gading pada 28 November 2010 telah memicu konflik selama empat bulan. Konflik telah mengakibatkan sedikitnya 3.000 warga sipil telah tewas, ekonomi macet dan ekspor coklat dari penanam cokelat utama dunia itu tertangguhkan.

Ouattara telah menegaskan keadilan harus diterapkan pada semua pihak dan berjanji untuk melancarkan proses pencarian kebenaran dan rekonsiliasi. Ratusan orang telah tewas dalam pembunuhan besar-besaran dalam kekerasan antar-etnis di kota Duekoue di Pantai Gading barat ketika pasukan setia Ouattara maju ke arah Abidjan pada akhir Maret lalu.

Laporan kelompok hak asasi manusia Amnesty bulan lalu mengatakan tentara pro-Ouattara terlibat dalam pembunuhan besar-besaran itu. Mereka juga bertanggungjawab atas kekejaman lainnya.

sumber : Antara/AFP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement