Sabtu 20 Aug 2011 18:05 WIB

Bertemu Presiden Myanmar, Suu Kyi Mengaku Lega

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Pemimpin demokrasi Myanmar Aung San Suu Kyi, Sabtu mengatakan ia "lega" dengan pertemuan pertamanya dengan presiden sipil baru negara itu.

Dalam pernyataan pertamanya mengenai diskusi Jumat dengan Presiden Thein Sein, mantan jendral, pemenang hadiah Nobel Perdamaian itu menyatakan bahwa pertemuan satu jam di ibu kota Naypyidaw itu berjalan lancar. "Saya gembira bertemu dengan dia dan saya lega," katanya kepada wartawan.

Perundingan itu,yang jarang terjadi antara Suu Kyi dan salah seorang anggota junta yang tetap menahannya dalam dua dasa warsa belakangan ini, adalah contoh terbaru kontak-kontak antara pemerintah dan pengecam paling keras rezim itu.

Itu adalah kunjungan pertama pemimpin demokrasi itu ke ibu kota Naypyidaw, atas undangan rezim baru itu, yang memerintah Maret setelah pemilu yang dikecam luas karena tidak mengikut sertakan Suu Kyi dan partainya.

Seorang pejabat Myamar, yang tidak bersedia namanya disebutkan, mengatakan pertemuan itu "sangat bagus dan sangat terbuka" tanpa merinci lebih jauh.

Surat kabar pemerintah New Light of Myanmar mengatakan kedua pihak menjajaki "landasan-landasan bersama untuk bekerja sama bagi kepentingan negara dan rakyat dengan mengenyampingkan pandangan-pandangan yang berbeda. Surat kabar itu menyiarkan satu foto Suu Kyi dengan Thein Sein di istana presiden itu.

Suu Kyi tetap berada di Naypyidaw Jumat malam dan menghadiri satu forum mengenai ekonomi negara yang miskin itu Sabtu pagi. Seorang wartawan AFP pada acara itu mengatakan wanita berusia 66 tahun itu tampak santai dan gembira dan berbicara dengan para pejabat senior pemerintah dan menteri-menteri.

Suu Kyi Juni lalu diminta untuk tidak melakukan kegiatan politik dan memperingatkan bahwa kunjungan politik dspat menimbulkan kekacauan dan kerusuhan. Tetapi pemerintah Myanmar yang dipimpin Thein Sein, mantan jendral dan perdana menteri junta, sejak itu sikapnya tampak melunak.

Dalam pekan-pekan belakangan ini Suu Kyi melakukan dua babak perundingan dengan menteri perburuhan Aung Kyi di Yangon dan menulis surat terbuka yang menswarkan bantuan perundingan gencatan senjata antara miiter dan pemberontak-pemberontak etnik.

Ahad lalu putri pahlawan kemerdekaan Myanmar Aung San itu melakukan kunjungan politik partamanya di luar kota tempat tinggalnya sejak dibebaskan dari tahanan rumah, berpidato dihadapan ribuan pendukungnya.

Pemerintaah baru itu juga mengizinkan utusan hak asasi manusia PBB Tomas Ojea Quintana mengunjung Myanmar mulai Ahad untuk pertama kali dalam lebih dari satu tahun.

Quintana adalah pengeritik keras terhadap para penguasa Myanmar yang membuat junta marah setelah kunjungan terbarunya dengan menyarankan bahwa pelanggaran hak asasi manusia di negara itu dapat dinyatakan sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan dan dapat mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap para tersangka untuk diperiksa PBB.

Pemilu Myanmar diselenggarakan November tahun setelah hampir setengah abad berada dibawah kekuasaan militer.

Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) memboikot pemilu karena peraturan-peraturan tampaknya sengaja dirancang untuk tidak mengikut sertakan pemimpin demokrasi itu, dan status partai dicabut sebagai partai politik akibat tindakan boikot itu.

NLD dalam pemilu tahun 1990 menang dengan meraih suara mayoritas besar tetapi tidak pernah diizinkan junta untuk memerintah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement