Rabu 18 Apr 2012 12:03 WIB

Tersangka Skandal Seks Dinas Rahasia AS Terus Bertambah

Petugas Dinas Rahasia AS ketika menyiapkan pengamanan kunjungan Presiden Barack Obama saat KTT ke-6 Amerika di Cartagena, Kolombia, Selasa (17/4).
Foto: Fernando Llano/AP
Petugas Dinas Rahasia AS ketika menyiapkan pengamanan kunjungan Presiden Barack Obama saat KTT ke-6 Amerika di Cartagena, Kolombia, Selasa (17/4).

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON---Sedikitnya 10 tentara Amerika Serikat bisa tersangkut dalam kasus skandal seks petugas Dinas Rahasia AS ketika menyiapkan kunjungan Presiden Barack Obama ke Kolombia, kata pejabat setempat, Selasa (17/4).

 

Para penyelidik dari pemerintah sedang menyelidiki adanya dugaan memalukan mengenai anggota Dinas Rahasia dan militer AS yang menggunakan jasa pekerja seks komersial ketika dikirim ke resor Karibia, Cartagena, menjelang kunjungan Presiden Barack Obama akhir pekan lalu.

Awalnya, pihak Pentagon menyatakan bahwa lima tentara militer AS memang terlibat. Namun daftar tersangka militer kini menyebutkan adanya keterlibatan lima anggota pasukan khusus Angkatan Darat, dua anggota unit pembuangan artileri peledak Angkatan Laut, dua pelatih anjing anggota Angkatan Laut, dan satu anggota Angkatan Udara, kata pejabat AS yang tidak disebutkan namanya.

Menurut pejabat setempat, semua tentara yang terlibat dalam skandal tersebut terdaftar sebagai anggota Dinas Rahasia, dan bukan pejabat.

Jumlah keseluruhan tersangka dalam kasus skandal itu masih berubah, menurut kolonel AU yang bertugas memimpin pengumpulan fakta penyelidikan di Cartagena, kata pejabat tersebut.

Pemerintah AS melakukan dua penyelidikan terkait skandal tersebut, yaitu penyelidikan militer oleh Southern Command dan penyelidikan terpisah oleh Dinas Rahasia.

Sekitar 20 perempuan diajak ke hotel di Kolombia, yang menjadi tempat dugaan agen Dinas Rahasia dan pasukan militer AS mengundang pekerja seks ke kamar mereka, kata Senator Susan Collins, Selasa (17/4).

Susan Collins, politikus dari Partai Republik yang menjabat urusan Keamanan Dalam Negeri dan Urusan Pemerintah, mengatakan bahwa dia diberitahu oleh Direktur Dinas Rahasia Mark Sullivan, Senin malam (16/4).

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement