Senin 25 Jun 2012 10:52 WIB

700 Pekerja Minyak Norwegia Mogok Kerja

Rep: Gita Amanda/ Red: Dewi Mardiani
Ladang minyak, ilustrasi
Foto: Antara
Ladang minyak, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, OSLO -- Lebih dari 700 pekerja minyak Norwegia memulai aksi mogok kerja. Aksi dilakukan setelah dua hari negosiasi antara serikat pekerja dan asosiasi industri terkait pensiun dan upah, gagal.

Ratusan pekerja lepas pantai memulai fase awal pemogokan mereka pada Ahad (24/6) pukul 4 sore waktu setempat. Sebagian dari mereka menutup operasi di dua platform utama di Laut Utara. Dua ladang minyak yang ditutup tersebut, Heidrun dan Oseberg mencapai sembilan persen atau sekitar 150 ribu barel produksi minyak di Norwegia per hari. Selain itu dua tempat tersebut juga memproduksi empat persen produksi total gas di Norwegia.

Ketidaksepahaman antara serikat pekerja dan asosiasi industri telah terjadi sejak 2004 lalu. Saat itu, serikat buruh gagal mencapai kesepakatan mengenai kenaikan upah dan uang lembur yang dibayarkan perusahaan minyak. Para pengusaha juga menolak mengubah keputusan mereka yang memotong dana pensiun dan ketentuan usia pensiun yang harusnya pada 62 tahun, menjadi 65 tahun.

"Kami tak akan membiarkan para majikan merampok hak pensiun kami, untuk itu kami bertindak," kata kepala serikat pekerja Hilde Marit Rysst dan Leif Sande.

Sementara itu Kepala Negosiator Industri Minyak Norwegia, Oil Industry Association (OLF), menggambarkan tuntutan serikat pekerja itu adalah hal yang tidak masuk akal. "Karyawan minyak memiliki pendapatan tahunan rata-rata 1 juta kroner dengan usia pensiun 65 tahun," kata dia seperti dilansir AFP.

Para anggota OLF memperkirakan pemogokan juga akan melibatkan karyawan grup minyak Statoil, BP minyak Inggris di Norwegia, dan ESS Suppor Services. Pemogokan yang dilakukan para pekerja diduga akan membawa kerugian hingga 150 juta kroner Norwegia atau sekitar 25.100.000 dolar AS per hari. Norwegia merupakan eksportir minyak ke delapan terbesar di dunia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement