Sabtu 30 Jun 2012 06:58 WIB

Mursi, Sang Pencerah untuk Rakyat Palestina

Mohammed Mursi, presiden baru Mesir
Foto: topnews.in
Mohammed Mursi, presiden baru Mesir

REPUBLIKA.CO.ID, Ahmed Al Dairi menatap cemas layar televisi di satu rumah sakit yang ada di Jalur Gaza.

Jantung lelaki berusia 27 tahun itu berdegup kencang. Istrinya yang berada di ruang sebelah sedang berjuang antara hidup dan mati untuk melahirkan anaknya. Sedangkan televisi menayangkan pengumuman pemilu di Mesir.

Keduanya sama-sama penting bagi dirinya. Ini semua tentang masa depannya dan jutaan rakyat Palestina yang merindukan kemerdekaan. Kemenangan Dr Mohamed Mursi, calon presiden dari Ikhwanul Muslimin membawa membawa secercah harapan.

Tak heran, lelaki yang baru lulus kuliah jurnalistik di Gaza itu menamakan anaknya yang baru lahir dengan nama Presiden Mesir itu, Mohamed Mursi. Rakyat Palestina mencintai dan juga menghormati sosok presiden baru Mesir itu.

"Istri dan saya sepakat menamai bayi kami yang baru lahir dengan nama Mohamed Moursi untuk merayakan kemenangannya. Dan kemenangan Partai Kebebasan dan Keadilan itu mewakili Ikhwanul Muslimin," ujar Dairi seperti diungkapkannya kepada situs Al Mishry Al Yaum.

Ketua Komisi Tinggi Pemilihan Presiden Mesir, Farouk Soltan pada Ahad (24/6) mengumumkan Mohamad Mursi sebagai pemenang pemilu.

Mursi meraup 13,2 juta suara. Sedangkan lawannya, Ahmad Shafik hanya mengantongi 12,2 juta suara. Mursi dan Shafik bertarung dalam pemilihan tahap kedua pada 16 dan 17 Juni setelah meraih suara terbanyak dalam Pilpres tahap pertama pada 23 dan 24 Mei.

Ikhwanul Muslimin yang sebelumnya merupakan organisasi terlarang, akhirnya meraih kekuasaan tertinggi di Mesir setelah berjuang selama 84 tahun

Sementara di Gaza, Gerakan Perlawanan Islam (HAMAS) menyambut gembira kemenangan Mursi. HAMAS menyatakan bahwa kemenangan Mohamed Moursi akan meningkatkan dukungan pada perlawanan terhadap pendudukan Yahudi.

HAMAS yang didirikan pada 1980-an, merupakan cabang Ikhwanul Muslimin. HAMAS mengusir pasukan yang setia kepada Presiden Palestina Mahmoud Abbas serta menguasai Jalur Gaza pada 2007.

"Kemenangan Mursi mendorong program yang menolak pendudukan dan setiap kerja sama serta normalisasi dengan pendudukan," kata pemimpin HAMAS, Mahmoud Zahar.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement