Rabu 04 Jul 2012 14:32 WIB

AS Minta Maaf, Pakistan Buka Kembali Rute NATO

Menteri Luar Negeri Pakistan Hina Rabbani Khar
Menteri Luar Negeri Pakistan Hina Rabbani Khar

REPUBLIKA.CO.ID, Pakistan telah sepakat untuk membuka kembali rute utama pasokan NATO ke Afghanistan setelah Washington meminta maaf kepada Islamabad atas serangan udara mematikan yang menewaskan 24 tentara Pakistan tahun lalu.

Dalam pembicaraan teleponnya dengan Menteri Luar NEgeri Pakistan Hina Rabbani, Selasa (3/7), Menlu AS Hillary Clinton mengaku amat menyesal atas insiden tragis tersebut.

"Memohon maaf atas kerugian yang diderita oleh militer Pakistan. Kami berkomitmen untuk bekerja sama dengan Pakistan dan Afghanistan untuk mencegah hal ini pernah terjadi lagi," kata Clinton, seperti dilaporkan AFP.

"Selain itu, saya senang bahwa Menteri Luar Negeri Khar telah memberitahu saya bahwa jalur pasokan darat ... ke Afghanistan akan dibuka," tambahnya.

Ini adalah pertama kalinya bahwa seorang pejabat AS telah secara resmi meminta maaf atas pembunuhan itu. Tak lama setelah pernyataan Clinton, Menteri Informasi Pakistan Qamar Zaman Kaira menegaskan keputusan Islamabad untuk membuka kembali rute pasokan ke Afghanistan.

Namun, dalam respon, militan Tehrik-i-Taliban Pakistan (TTP) mengancam akan menyerang truk pasokan dan membunuh driver mereka.

"Kami akan menyerang pasokan NATO di seluruh Pakistan. Kami tidak akan membiarkan siapa pun untuk menggunakan tanah Pakistan untuk mengangkut perlengkapan yang akan digunakan terhadap rakyat Afghanistan," kata juru bicara TTP Ehsanullah Ihsan Selasa (3/7) malam.

Sementara itu, seorang pejabat AS mengatakan bahwa Washington akan merilis sekitar $ 1,1 miliar kepada militer Pakistan sebagai bagian dari kesepakatan untuk membuka kembali rute pasokan.

Islamabad menutup perlintasan perbatasan yang digunakan untuk mentransfer pasokan NATO ke Afghanistan pada November 2011 setelah 24 tentara Pakistan tewas dalam serangan udara pimpinan AS pada dua pos pemeriksaan di perbatasan Afghanistan. Pakistan telah berulangkali meminta AS untuk meminta maaf atas serangan itu.

Pada awal Juni, NATO mencapai kesepakatan dengan Uzbekistan, Kyrgyzstan, dan Kazakhstan untuk memungkinkan aliansi militer Barat untuk mengangkut kendaraan dan peralatan militer lainnya dari Afghanistan, yang memungkinkan aliansi untuk mengirim puluhan ribu kendaraan dan perlengkapan dari Afghanistan ke Eropa akhir tahun ini. NATO sebelumnya telah membuat kesepakatan dengan Rusia untuk rute keluar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement