Jumat 20 Jul 2012 13:15 WIB

Inggris-Qatar Buka Akses Online Dokumen Kuno

Rep: Gita Amanda/ Red: Hafidz Muftisany
Dokumen Arab Kuno (ilustrasi)
Foto: ancientresource.com
Dokumen Arab Kuno (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON-- Perpustakaan Inggris berencana melakukan kolaborasi online dengan Qatar. Kolaborasi ini akan membuat ratusan dokumen bersejarah baik dari Inggris maupun dunia Arab, dapat diakses secara online dan gratis.

Lebih dari setengah juta halaman dokumen bersejarah yang merinci sejarah dan budaya Arab dimiliki oleh perpustakaan Inggris. Untuk itu, mereka berencana bekerja sama dengan Qatar untuk menjadikan dokumen tersebut dapat diakses secara online.

Dengan begitu, maka seluruh dunia akan lebih mudah mengakses dokumen-dokumen bersejarah tanpa perlu mendatangi perpustakaan Inggris. Seperti salah satunya Gazetter J.G. Lorimer, yang dianggap sebagai salah satu sumber penting dalam sejarah negara Teluk dan Arab Saudi.

Naskah dalam buku awalnya disusun pada awal abad 20. Buku tersebut digunakan sebagai pegangan bagi agen Inggris atau pembuat kebijakan di Timur Tengah.

Proyek untuk mendigitalisasi naskah dokumen bersejarah ini memiliki nilai sekitar 14 juta dolar. Lebih dari setengah juta dokumen milik Perusahaan India Timur dan Kantor India, seperti 25 ribu halaman naskah Arab abad pertengahan. Dalam naskah tersebut digambarkan mengenai ilmu sains dan kedokteran di dunia Arab.

Bahan-bahan tersebut awalnya hanya dapat dilihat dengan mengunjungi Perpustakaan Inggris, di London. Namun, kemitraan Perpustakaan Inggris dengan Yayasan Qatar akan memperluas pemahaman masyarakat terhadap sejarah Timur Tengah.

"Ini merupakan kesempatan bagi kita untuk dapat mengakses semua naskah bersejarah secara online, membuatnya dapat diakses oleh publik yang lebih luas," kata Kurator Perpustakaan Inggris khusus studi Timur Tengah Colin Baker.

Koleksi Perpustakaan Inggris meliputi lebih dari 150 juta item. Seperti diantaranya Magna Carta, notebook Leonardo da Vinci, dan Naskah Beatles. Perpustakaan juga kerap menerima 3 juta item baru setiap tahunnya.

sumber : al-arabiya
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement