Sabtu 28 Jul 2012 10:38 WIB

Bentrokan di Myanmar Utara, 800 Ribu Orang Mengungsi

Pengungsi Muslim Rohingya yang melarikan diri dari Myanmar di Teknaf, kota perbatasan Bangladesh.
Foto: Andrew Biraj/Reuters
Pengungsi Muslim Rohingya yang melarikan diri dari Myanmar di Teknaf, kota perbatasan Bangladesh.

REPUBLIKA.CO.ID,  JENEWA -- Sekitar 80.000 orang diperkirakan akan mengungsi karena bentrokan antar-kelompok baru-baru ini di negara bagian Rakhine utara Myanmar, kata Badan Pengungsi PBB (UNHCR), Jumat (27/7).

Juru bicara UNHCR Andrej Mahecic mengatakan kepada wartawan bahwa lebih dari 30.000 Orang-Orang Terlantar Internal (IDPs) telah menerima bantuan. Organisasi-organisasi darurat dan pemerintah telah mulai membangun tempat penampungan pengungsi di beberapa kamp-kamp.

Mahecic juga menyatakan keprihatinan atas tiga anggota staf UNHCR yang telah ditahan di negara bagian Rakhine.

Komisaris Tinggi PBB untuk HAM Navi Pillay pada Jumat juga menyatakan keprihatinan serius atas pelanggaran hak asasi manusia yang sedang berlangsung di Myanmar, dan menyerukan penyelidikan cepat dan independen.

Kekerasan dipicu antara etnis Rakhine Buddha dan etnis Rohingya Muslim di Taungup di negara bagian Rakhine setelah seorang wanita Buddhis diperkosa dan dibunuh pada 28 Mei. Menurut angka resmi, kekerasan di kawasan itu telah merenggut sedikitnya 78 jiwa sejauh ini.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement