Ahad 09 Sep 2012 04:05 WIB

Wanita Turki Penggal Kepala Pemerkosanya

Korban perkosaan (ilustrasi)
Foto: Blogspot.com
Korban perkosaan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Seorang perempuan Turki berhasil membunuh pria yang memperkosanya. Bukan hanya membunuh, bahkan ia memenggal pria bejat yang telah merenggut kehormatannya. Kepala pria itu kemudian dibawanya ke alun-alun desa.

Akibat perbuatannya, Nevin Yildirim, nama wanita itu, kini sedang mennunggu persidangan. Nama pria yang dipenggal kepalanya adalah Nurettin Gider. Ia dipenggal saat hendak memperkosa Yildirim di rumahnya di Yalvac, barat laut Turki, pekan lalu.

Seperti disitat dari CNN, Kamis (6/9), Yildirim yang sudah memiliki dua anak itu mengaku sedang hamil lima bulan. Ia mengklaim janin dalam kandungannya adalah anak Gider.

Kasus asusila itu berlangsung hanya beberapa hari setelah suami Yildirim bekerja luar kota pada Januari lalu. Pelaku yang masih paman suami Yildirim itu mengancam akan menembak perempuan 26 tahun dan kedua anaknya jika melapor ke polisi.

Tak mau terus-terusan menjadi pelampiasan nafsu bejat sang paman, pada 28 Agustus ia menembak Gider setelah pria itu memanjat dinding belakang rumahnya. Melihat Gider masih bernyawa, ia menembaknya lagi sebelum pria itu sempat meraih pistol. Yildirim mengaku menembak Gider sepuluh kali, termasuk beberapa kali ke wilayah pangkal pahanya. Setelah ditembak, perut pria itu juga ditikam Yildirim.

“Saya menembak organ seksualnya. Dia lalu diam. Saya tahu dia sudah mati. Saya kemudian memenggal kepalanya,” kata Yildirim.

Setelah memenggal kepala Gider, ia menenteng kepala pria yang masih meneteskan darah ke alun-alun desa di Yalvac. Kepada warga yang sedang duduk di luar warung kopi, Yildirim lantang berkata, "Jangan bicara di belakang, jangan mempermainkan kehormatan saya. Ini adalah kepala pria yang mempermainkan kehormatan saya."

Meski kasusnya masuk persidangan, pengadilan sedang memeriksa kondisi kejiwaan Yildirim. Namun, di awal persidangan ia mengaku menyesal melakukan pembunuhan. Semula ia ingin melaporkan Gider ke polisi militer dan jaksa, bukan membunuhnya.

“Namun hal itu justru membuat saya sebagai seorang perempuan murahan. Saya sering berpikir untuk bunuh diri, tetapi (saya) tidak bisa melakukannya," tuturnya dengan air mata berlinang.

Human Rights Watch melaporkan, tahun lalu terjadi ketimpangan antara laki-laki dan perempuan di Turki. Sebanyak 42 persen perempuan berusia di atas 15 tahun pernah mengalami kekerasan dalam rumah tangga.

sumber : CNN
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement