Sabtu 15 Sep 2012 04:59 WIB

Kedubes Diserbu, AS Kirim Marinir ke Yaman

Korps Marinir AS
Korps Marinir AS

REPUBLIKA.CO.ID, SANAA---Amerika Serikat mengirim satu peleton marinir ke Yaman setelah demonstran menyerbu Kedutaan Besar AS di Sanaa untuk memprotes sebuah film yang dianggap menghina Nabi Muhammad.

 

Ribuan pemrotes muda bentrok dengan pasukan keamanan Yaman yang menggunakan pentungan, meriam air dan gas air mata, untuk membubarkan mereka, Jumat, sehari setelah demonstran menyerbu kedutaan itu.

Empat pemrotes tewas Kamis dan 48 orang cedera, termasuk 10 anggota pasukan keamanan yang ditugasi menjaga kedutaan tersebut, kata Kementerian Dalam Negeri Yaman dalam sebuah pernyataan di situs beritanya. Empat orang lagi cedera Jumat, kata seorang saksi Reuters.

Tidak ada staf kedutaan yang terluka, namun misi AS itu memperkirakan akan terjadi demonstrasi lebih lanjut untuk memprotes film tersebut dan perwakilan menutup pelayanan konsuler pada Sabtu.

Pentagon mengatakan, Jumat, satu peleton marinir telah dikirim ke Yaman untuk memperkuat pengamanan di kedutaan besar dan kini mereka sudah berada di Sanaa.

Satu sumber di Kementerian Luar Negeri Yaman mengkonfirmasi bahwa sekitar 50 prajurit marinir tiba di Sanaa pada Jumat pagi dalam penerbangan dari Bahrain. Sebuah situs berita Yaman sebelumnya melaporkan, 150 marinir sudah berada di Yaman pada Kamis.

Penyerbuan Kedutaan Besar AS itu telah mencoreng Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi, sekutu AS yang segera meminta maaf kepada Presiden Barack Obama dan memerintahkan penyelidikan atas insiden itu.

Demonstran marah atas sebuah film yang dibuat di AS yang dianggap menghina Islam. Film itu telah menyulut kemarahan di berbagai penjuru kawasan dan serangan-serangan dilakukan terhadap sejumlah kedutaan besar di Sudan, Tunisia dan Mesir.

Polisi militer dan pasukan memblokade seluruh jalan di Sanaa yang menuju Kedutaan Besar AS pada Jumat pagi, namun ratusan pemrotes masih berkumpul, membawa spanduk-spanduk kecaman dan meneriakkan slogan-slogan yang mengutuk film itu dan meminta duta besar AS diusir.

Demonstran berulang kali melanggar garis polisi untuk berusaha menjangkau kedutaan itu, namun mereka disambut oleh gas air mata serta meriam air, dan polisi menggunakan pentungan untuk memukuli mereka. Pasukan keamanan juga melepaskan tembakan ke udara.

Yaman, sekutu utama AS dalam perang melawan terorisme, berusaha mengatasi berbagai tantangan sejak protes massal melengserkan Presiden Ali Abdullah Saleh tahun lalu.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement