REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT - Penengah internasional, Lakhdar Brahimi, mengatakan konflik yang meningkat di Suriah menimbulkan ancaman global. Brahimi menyatakan hal tersebut setelah melakukan pembicaraan dengan Presiden Suriah, Bashar al-Assad, Sabtu (15/9).
Para pegiat menyatakan 27.000 orang telah tewas dalam kerusuhan 18 bulan untuk menentang Bashar. Pada Sabtu larut malam, sebanyak 20 mayat --termasuk satu mayat perempuan-- ditemukan oleh warga di satu kabupaten di Damaskus. Ibu Kota Suriah itu telah dikuasai oleh tentara Bashar.
"Krisis ini memburuk dan menimbulkan bahaya bagi rakyat Suriah, bagi wilayah ini, dan bagi seluruh dunia," kata Brahimi kepada wartawan di Damaskus setelah pembicaraan dengan Bashar selama satu jam di istana presiden.
Itu adalah pertemuan pertama diplomat kawakan Aljazair tersebut dengan Presiden Suriah sejak ia menggantikan Kofi Annan sebagai penengah dua pekan sebelumnya. Ia mengemban misi yang ia gambarkan sebagai "nyaris tak mungkin".