Rabu 31 Oct 2012 05:02 WIB

Diserang 'Orang Dalam', Dua Tentara NATO Tewas

Tentara NATO yang bertugas di Afghanistan akan ditarik tahun 2014
Foto: AFP
Tentara NATO yang bertugas di Afghanistan akan ditarik tahun 2014

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Dua tentara sekutu pimpinan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) yang memerangi gerilyawan di Afghanistan, ditembak mati pada Selasa (30/10) oleh seorang pria berseragam polisi Afghanistan, kata Pasukan Bantuan Keamanan Asing (ISAF) persekutuan itu.

"Seseorang mengenakan seragam Kepolisian Negara Afghanistan menembaki pasukan ISAF di Afghanistan selatan, menewaskan dua tentara," kata juru bicara kepada kantor berita Prancis AFP. Gerilyawan Taliban menyatakan penembak itu salah satu pejuang mereka, yang menyusupi polisi dan bahwa tentara tewas itu berasal dari Inggris.

"Salah satu mujahidin kami, Atiqulla, yang berhasil menyusup ke kepolisian, melakukan serangan itu di kabupaten Greshk (provinsi Helmand) pada hari ini," kata juru bicara Taliban Qari Yusuf Ahmadi kepada AFP. "Ia menewaskan dua tentara Inggris," katanya.

Perang Afghanistan kini diwarnai dengan meningkatnya serangan orang dalam pada tahun ini, dengan lebih dari 50 tentara ISAF tewas oleh "rekan" mereka di tentara dan polisi Afghanistan, yang sangat merusak kepercayaan di antara "sekutu" tersebut.

NATO menyatakan sekitar 25 persen dari serangan itu disebabkan oleh penyusup Taliban, tapi sisanya berasal dari permusuhan pribadi dan perbedaan kebudayaan antara pasukan Barat dan sekutu Afghanistan mereka. Dalam serangan terkini, dua tentara Amerika Serikat tewas oleh seorang pria berseragam polisi Afghanistan di provinsi tengah, Uruzgan, pada Kamis lalu.

NATO memiliki lebih dari 100.000 tentara di Afghanistan mendukung pemerintah Karzai terhadap perlawanan pimpinan pejuang Taliban dan pengamat memperkirakan pasukan keamanan Afghanistan akan mendapat tekanan keras bila tak dibantu. Pengulas penting Afghanistan ICG, Candace Rondeaux, menyatakan ada bahaya nyata bahwa penguasa di Kabul dapat runtuh sesudah penarikan NATO.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement