Ahad 23 Dec 2012 02:45 WIB

Film dan Video Games Jadi Penyebab Maraknya Penembakan

Seorang petugas keamanan mengawal murid-murid Sekolah Dasar Sandy Hook, Connecticut, AS, ke tempat aman, usai insiden penembakan di sekolah tersebut, Jumat (14/12/2012) menewaskan 26 orang.
Foto: AP
Seorang petugas keamanan mengawal murid-murid Sekolah Dasar Sandy Hook, Connecticut, AS, ke tempat aman, usai insiden penembakan di sekolah tersebut, Jumat (14/12/2012) menewaskan 26 orang.

REPUBLIKA.CO.ID, CONNECTICUT -- Penembakan yang terjadi di sekolah dasar Sandy Hook Jumat (14/12) lalu mendorong terjadinya diskusi berkepanjangan di Amerika. 

Sebagian besar masyarakat menyalahkan peraturan tentang kepemilikan senjata api yang perlu diperketat. Selain itu, ada pula sebagian masyarakat yang menyalahkan industri film dan video games terhadap tingginya angka kekerasan di Negeri Paman Sam.

Dikutip dari VOA News, Sabtu (22/12), beberapa pakar sosial di Amerika mulai menyebut-nyebut film menjadi salah satu penyebab banyaknya kasus penemabakan. Apalagi, sejak kasus penembakan James Holmes di pemutaran perdana film Batman The Dark Knight Rises, pertengahan tahun ini.

Film-film yang baru rilis di Amerika, seperti Killing Them Softly yang rilis November ini, semakin menguatkan argumentasi yang menyalahkan industri film Hollywood terhadap hal ini. 

Pengacara kriminal Rene Sandler mengungkapkan, kekerasan yang ditonton di film dapat membuat seseorang mengalami halusinasi seakan-akan ia tinggal di dunia film yang disaksikannya. "Penembakan Holmes yang terjadi di Aurora adalah contoh sempurna untuk hal ini," ujar Sandler.

Menurutnya, agar tidak terulang lagi tragedi penembakan seperti yang terjadi di Sandy Hook, perlu ada regulasi yang mengatur tentang kekerasan dalam film dan video games.

"Meski di menyaksikan kekerasan di layar kaca tidak berbahaya. Tapi, bagi sebagian orang hal tersebut bisa menjadi sangat mematikan," ujar Sandler.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement