Jumat 26 Jul 2013 06:21 WIB

Belasan Polisi Shahjoy Diracuni Saat Buka Puasa

Polisi Afghanistan dan serdadu AS tengah berpatroli di Kandahar di selatan Kabul.
Foto: AP
Polisi Afghanistan dan serdadu AS tengah berpatroli di Kandahar di selatan Kabul.

REPUBLIKA.CO.ID, KANDAHAR -- Gerilyawan meracuni dan menangkap sedikitnya 12 polisi Afghanistan ketika mereka berbuka puasa di wilayah selatan negara itu. Demikian kata sejumlah pejabat pada Kamis.

Serangan itu berlangsung di Provinsi Zabul dimana gerilyawan diyakini banyak berkeliaran meski sejumlah operasi serangan dilakukan oleh pasukan keamanan pemerintah Afghanistan yang didukung Barat.

"Secara tragis, 12 polisi diracuni dan kemudian dibawa pergi dengan mini-van setelah mereka berbuka puasa kemarin petang di daerah Shahjoy di Zabul," kata Shah Nazanin, kepala kepolisian Shahjoy, kepada AFP.

"Peristiwa itu terjadi di sebuah pos pemeriksaan polisi. Itu pekerjaan gerilyawan Taliban dan mungkin salah seorang penyusup mereka mendalangi serangan ini," kata Nazanin.

Kepala Kepolisian Provinsi Zabul, Ghulam Sakhi Roghliwani, mengkonfirmasi serangan itu. Dia mengatakan polisi-polisi itu hilang setelah mereka diracuni.

Taliban mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut. Juru bicara Qari Yousuf Ahmadi mengatakan gerilyawan Taliban menyerang pos pemeriksaan itu dengan bantuan penyusup dan menangkap 12 polisi.

''Para polisi itu akan dihukum sesuai dengan sharia karena pengaduan penduduk bahwa mereka telah menyiksa masyarakat,'' kata Qari Yousuf.

Kehidupan adalah anugerah berharga dari Allah SWT. Segera ajak bicara kerabat, teman-teman, ustaz/ustazah, pendeta, atau pemuka agama lainnya untuk menenangkan diri jika Anda memiliki gagasan bunuh diri. Konsultasi kesehatan jiwa bisa diakses di hotline 119 extension 8 yang disediakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes juga bisa dihubungi pada 021-500-454. BPJS Kesehatan juga membiayai penuh konsultasi dan perawatan kejiwaan di faskes penyedia layanan
sumber : Antara/AFP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement