Ahad 25 Aug 2013 09:27 WIB

Senjata Kimia Tingkatkan Ketegangan di Suriah

Rep: Nur Aini/ Red: Hazliansyah
Dugaan penggunaan senjata kimia di Suriah
Foto: Guardian
Dugaan penggunaan senjata kimia di Suriah

REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Serangan senjata kimia di Damaskus, Suriah pekan ini meningkatkan ketegangan antara oposisi dan pemerintahan Bashar al-Assad. Belum ada pihak yang mengaku bertanggungjawab atas serangan yang menewaskan ratusan orang pada Rabu lalu.

Senjata kimia yang digunakan untuk menyerang ibukota Damaskus melukai ribuan orang dan 355 orang tewas. Sekitar 3.600 orang menderita gejala keracunan syaraf.

Al-Jazeera, Ahad (25/8), menyatakan ribuan orang memenuhi rumah sakit dalam beberapa jam setelah serangan di wilayah suburban al-ghouta pada Rabu.

Pada Sabtu (24/8), televisi negara mengklaim pasukan keamanan merebut bahan kimia beracun yang diletakkan pasukan oposisi di wilayah Jobar. Namun, tidak ada video atas temuan tersebut.

Sementara itu, Presiden Oposisi Koalisi Nasional Suriah (SNC) meminta pemimpin dunia bertindak.

Ahmad al-Jarba menyatakan pemerintah Suriah bertanggungjawab atas kejahatan tersebut. Dia meminta pemimpin dunia mengintervensi melawan presiden.

Ketegangan di Suriah tersebut diikuti dengan meningkatnya senjata AS di laut Mediterania. Militer AS membawa kapal perang keempat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement