Rabu 18 Sep 2013 09:29 WIB

Obama-Netanyahu Bakal Bahas Timur Tengah, 30 September

Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu
Foto: AP Photo/Charles Dharapak
Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu akan berkunjung ke Gedung Putih pada 30 September untuk berkonsultasi dengan Presiden Barack Obama mengenai tantangan nuklir Iran, Suriah, dan perundingan perdamaian Palestina.

Pemerintahan Obama menyebut tanggal untuk pembicaraan tersebut, sebelum Netanyahu menuju ke Majelis Umum PBB, beberapa jam setelah kunjungan pemimpin Israel pertama kali diumumkan Selasa (17/9). "Presiden akan menyambut Perdana Menteri Israel Netanyahu ke Gedung Putih pada Senin, 30 September," kata juru bicara Gedung Putih Jay Carney, seperti dilansir AFP.

Sebelum itu, Obama akan mencoba untuk menyuntikkan momentum terbaru perundingan perdamaian Israel-Palestina yang diperantarai AS dalam pertemuan dengan Presiden Palestina Mahmud Abbas di PBB, kata sumber Palestina. Carney mengatakan, Obama dan Netanyahu akan membahas pembicaraan status akhir dengan Palestina, masalah Iran, perang saudara Suriah dan krisis senjata kimia, serta perkembangan di Timur Tengah.

Netanyahu mengatakan, ia tertarik untuk membahas program nuklir Iran dengan Obama, menjelang pembicaraan baru yang diperkirakan antara Teheran dan kekuatan dunia. "Saya berniat untuk fokus pada isu menghentikan program nuklir Iran," kata satu pernyataan dari kantor pemimpin Israel itu.

Teheran terkunci dalam ketegangan diplomatik dengan Barat dan Israel, yang menuduh Republik Islam itu berusaha untuk mengembangkan dan membangun senjata nuklir. Namun Iran membantah tuduhan tersebut.

Netanyahu mengatakan, Israel akan menuntut Iran menghentikan semua pengayaan uraniumnya, melenyapkan semua uranium yang diperkaya dari wilayahnya, menutup fasilitas nuklir bawah tanah di Qom, dan berhenti membangun reaktor plutonium.

"Hanya kombinasi dari empat langkah itu yang sebenarnya akan menghentikan program nuklir, dan sampai keempat langkah itu tercapai, tekanan terhadap Iran harus ditingkatkan dan tidak dilonggarkan, dan tentu saja tidak meredakan," kata Netanyahu.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement