Selasa 31 Dec 2013 07:09 WIB

Penjualan Properti AS Mengecewakan, Dolar Kembali Melemah

Mata uang Dolar AS.
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Mata uang Dolar AS.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Kurs dolar melemah terhadap euro dan mata uang utama lainnya pada Senin (30/12) atau Selasa (31/12) waktu Indonesia, setelah laporan penjualan pending home (rumah yang pengurusannya belum selesai) AS mengecewakan.

Euro naik menjadi 1,3800 dolar sekitar 22.00 GMT (Selasa pukul 05.00 WIB), naik dari 1,3743 dolar pada saat yang sama Jumat (27/12). Dolar sedikit menurun menjadi 105,11 yen dari 105,13 yen, sementara euro menguat terhadap mata uang Jepang, dikutip 145,05 yen dibandingkan dengan 144,47 yen pada Jumat sore.

Penjualan pending home di AS naik untuk pertama kalinya dalam enam bulan pada November, Asosiasi Nasional Makelar Rumah (NAR), tetapi naik 0,2 persen, jauh lebih kecil dari kenaikan 1,5 persen yang diharapkan.

Pedagang dolar AS mungkin akan fokus pada laju kecepatan pengurangan pembelian aset bulanan Federal Reserve, yang memotong stimulusnya 10 miliar dolar AS per bulan mulai Januari, catat Benjamin Spier dari DailyFX Research.

"Ketua Fed Bernanke menyebutkan akhir 2014 kemungkinan sebagai akhir stimulus, tetapi ia mengatakan itu akan tergantung pada rilis data yang akan datang. Jika Fed memutuskan untuk memperlambat laju pengurangan stimulus, dolar AS bisa menurun," katanya dalam catatan penelitian, seperti dilaporkan AFP.

"Oleh karena itu, rilis data ekonomi yang lebih buruk dari yang diharapkan seperti rumah penjualan 'pending home' hari ini dapat memberikan alasan bagi para pedagang untuk menjual greenback di pasar valas," lanjutnya.

Perdagangan masih tipis menjelang liburan Tahun Baru pada Rabu, melebihi beberapa pergerakan mata uang, kata Omer Esiner dari Commonwealth Foreign Exchange. Dolar melemah terhadap mata uang Swiss dan Inggris. Greenback jatuh menjadi 0,8877 franc Swiss dari 0,8913 franc pada Jumat, dan pound naik menjadi 1,6497 dolar dari 1,6475.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement