Jumat 14 Feb 2014 23:50 WIB

PBB Minta Venezuela Selidiki Kematian Pengunjuk Rasa

Presiden Venezuela, Nicolas Maduro
Foto: whatsnextvenezuela.com
Presiden Venezuela, Nicolas Maduro

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Venezuela harus membawa ke pengadilan mereka yang bertanggung jawab atas serangan yang menewaskan tiga orang dan melukai puluhan yang lain dalam aksi protes anti - pemerintah pekan ini, kata kantor hak asasi manusia Perserikatan Bangsa Bangsa, Jumat.

"Kami sangat prihatin pada eskalasi kekerasan, dan terutama, atas kematian setidaknya tiga orang selama demonstrasi di Caracas pada Rabu," kata Rupert Colville , juru bicara Komisaris Tinggi Perserikatan Bangsa Bangsa untuk hak asasi manusia .

"Pelaku harus dihukum dan mereka yang bertanggung jawab atas tindak kekerasan, terutama atas kematian, harus diberi sanksi yang sesuai dengan hukum," katanya kepada wartawan .

Seorang demonstran pro pemerintah dan dua mahasiswa dari kelompok oposisi tewas dalam kerusuhan hari Rabu, yang memicu dilakukannya operasi keamanan di kota-kota di seluruh penjuru negeri yang perekonomiannya telah terpukul oleh inflasi lebih dari 50 persen per tahun itu.

Ribuan orang di ibukota Caracas telah memprotes aksi kejahatan yang merajalela , inflasi dan kekurangan bahan pokok yang merupakan tantangan terbesar bagi pemerintah sayap kiri Venezuela sejak Presiden Nicolas Maduro mengambil alih dari pendahulunya Hugo Chavez tahun lalu.

"Kami sangat prihatin dengan laporan serangan terhadap pengunjuk rasa oleh kelompok bersenjata yang bertindak berdasarkan impunitas . Kami juga prihatin bahwa situasi ini bisa memicu aksi lebih lanjut dari kekerasan dan bahwa siklus kekerasan dapat terjadi," kata Colville .

Pada Kamis , 2.000 mehasiswa melakukan aksi unjuk rasa anti pemerintah di jalan-jalan Caracas .

Maduro telah memperingatkan bahwa protes merupakan tanda upaya kudeta , dan telah bersumpah ia tidak akan digulingkan.

Pemerintahannya telah mendesak warga untuk menggelar aksi unjuk rasa " anti - fasisme ", namun mereka gagal untuk menarik perhatian orang banyak .

" Kami juga telah menerima laporan mengkhawatirkan tentang adanya intimidasi pada wartawan , beberapa di antaranya telah disita peralatannya, serta laporan bahwa beberapa wartawan lokal dan internasional diserang saat meliput aksi protes," kata Colville .

" Selain itu, beberapa pengunjuk rasa dilaporkan telah ditahan dan dapat dituntut dengan tuduhan terorisme . Juga telah dilaporkan bahwa beberapa pengunjuk rasa, termasuk anak-anak , tidak diizinkan melakukan kontak dengan keluarga atau pengacara." tambahnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement