Jumat 21 Feb 2014 10:45 WIB

Venezuela Kerahkan Pasukan Terjun Payung untuk Hadapi Unjuk Rasa

Nicolas Maduro
Foto: AP/Fernando Llano
Nicolas Maduro

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Pemerintah Venezuela memerintahkan pengiriman pasukan terjun payung pada Kamis, ke wilayah perbatasan yang menjadi lokasi unjuk rasa pelajar sejak dua minggu lalu, sementara Presiden Nicolas Maduro menolak mentah-mentah permintaan AS untuk berdialog.

Unjuk rasa yang meluas di seluruh negeri dipimpin oleh pelajar dan oposisi, telah menewaskan empat orang dan puluhan lainnya cidera yang menjadi tantangan terbesar Maduro sejak ia mengambil alih kekuasaan dari almarhum Hugo Chavez tahun lalu.

Hampir setiap hari terjadi unjuk rasa, beberapa diantaranya berlangung dengan ricuh, di ibukota Caracas dan kota-kota lain, terkait berbagai masalah yang menurut para kritikus adalah masalah melemahnya perekonomian, meningkatnya kejahatan di jalanan, korupsi dan kurangnya lapangan pekerjaan.

Pemerintahan kiri Maduro -- yang menguasai cadangan minyak terbesar dunia -- mengirimkan satu batalyon pasukan terjun payung ke kota San Cristobal, yang menjadi lokasi awal pecahnya demonstrasi pada 4 Februari.

Langkah militer tersebut muncul sebagai tanggapan klaim pemerintah yang menyatakan bahwa warga Kolombia melintasi perbatasan untuk "menjalankan misi paramiliter" ke Venezuela.

Toko-toko ditutup sementara situasi jalanan mencekam di San Cristobal, ibukota provinsi Tachira di wilayah perbatasan barat, dimana hampir setiap hari terjadi bentrok antara pengunjuk rasa dengan pasukan keamanan.

Sementara itu Maduro mengancam akan memblokir CNN yang disebutnya sebagai siaran "perang propaganda" AS, dan menyerang balik Barack Obama yang mendesak Venezuela untuk melepaskan pengunjuk rasa yang ditahan serta menanggapi keluhan warganya.

Pemerintahan Maduro mengatakan "dengan tegas menolak" pernyataan Obama itu dan menuding presiden AS "melakukan campur tangan baru dan kasar terhadap masalah dalam negeri kita".

Pada Minggu, Maduro memerintahkan pengusiran tiga diplomat AS yang dituduh bertemu dengan pemimpin para pelajar untuk bersekongkol dengan tameng menawari mereka visa. Washington membantah tudingan itu.

Maduro juga mendapat kecaman dari penyanyi pop AS Madonna, yang pada Kamis menuding pemerintahan Maduro sebagai pemerintah fasis terkait penanganan unjuk rasa.

Putih untuk damai

Pemimpin oposisi Henrique Capriles menantang Maduro untuk membuktikan klaimnya bahwa demonstrasi itu merupakan bagian dari persekongkolan untuk menggulingkan pemerintahannya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement