Senin 03 Mar 2014 15:24 WIB

Ukraina Bergolak, Rusia Tetap Fokus Selamatkan Assad

Rep: Elba Damhuri/ Red: Muhammad Hafil
bashar assad (file photo).
Foto: AP/Vahid salemi
bashar assad (file photo).

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Spekulasi Rusia akan meninggalkan rezim Bashar al-Assad di Suriah menyusul pergolakan di Ukraina dinilai tidak akan terjadi. Theodore Karasik, Direktur Research and Consultancy at the Institute for Near East and Gulf Military Analysis (INEGMA) di Dubai, mengatakan Presiden Vladimir Putin tetap fokus membela Assad dari rencana-rencana penggulingan oleh Barat.

Bagi presiden Rusia, kata Karasik, Suriah adalah bagian yang tak terpisahkan dari kebijakan geopolitik dan geoekonomi Rusia di Timur Tengah. Dalam hal ini, posisi Suriah menjadi sangat strategis bagi Rusia untuk memainkan peran lebih besar di kawasan sebagai sebuah kekuatan penyeimbang.

"Rusia masih memainkan peran penting dan besar di Suriah demi bertahannya Assad," kata Karasik, peraih gelar doktor sejarah di Universitas Kalifornia Los Angeles, Senin (3/3), seperti dikutip Alarabiyah.

Apa yang terjadi di Ukraina memang menarik perhatian otoritas Rusia sehingga mereka menempatkan tentaranya di Krimea. Ketegangan ini, kata Karasik, merupakan babak lain pertarungan geopolitik yang melibatkan dua kubu besar: Rusia dan Amerika Serikat.

"Yang jelas, Suriah tetap menjadi bagian penting rencana-rencana Putin ke depan. Tak ada keraguan bahwa Assad terus akan mendapat dukungan penuh Putin," kata Karasik. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement