Jumat 21 Mar 2014 01:41 WIB

18 Orang Tewas Dalam Serangan Taliban di Afghanistan

Milisi Taliban (ilustrasi)
Foto: english.alarabiya.net
Milisi Taliban (ilustrasi)

REPUBLIKA. CO. ID, JALALABAD -- Serangan-serangan bunuh diri Taliban terhadap sebuah kantor polisi di kota Jalalabad, Afghanistan timur, Kamis, menewaskan 18 orang, kata beberapa pejabat.

Korban mencakup 10 polisi, satu warga sipil dan tujuh penyerang, kata mereka.

"Sepuluh polisi, termasuk kepala kepolisian daerah, tewas dan 14 lain cedera," kata Deputi Menteri Dalam Negeri Mohammad Ayoub Salangi kepada AFP.

"Satu warga sipil tewas, juga seluruh ketujuh penyerang," tambahnya.

Sediq Sediqqi, juru bicara kementerian dalam negeri, mengatakan, satu atau dua penyerang bersembunyi di sebuah ruangan kecil di dalam kantor polisi itu sebelum mereka dibunuh oleh pasukan keamanan.

Serangan itu mulai berlangsung ketika sebuah truk kecil yang berisi bom diledakkan di pintu gerbang kantor polisi tersebut, yang mengakibatkan puing-puing berserakan di jalan sekitarnya, dan pasukan keamanan menutup lokasi kejadian.

Sekitar 20 orang yang cedera dirawat di rumah sakit utama di kota itu.

Taliban, yang memerintah Afghanistan sejak 1996, mengobarkan pemberontakan setelah digulingkan dari kekuasaan di negara itu oleh invasi pimpinan AS pada 2001 karena menolak menyerahkan pemimpin Al Qaida Osama bin Laden, yang dituduh bertanggung jawab atas serangan di wilayah Amerika yang menewaskan sekitar 3.000 orang pada 11 September 2001.

Sekitar 130.000 personel Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) pimpinan NATO yang berasal dari puluhan negara dikirim ke Afghanistan untuk membantu pemerintah Kabul memerangi pemberontakan Taliban dan sekutunya.

Gerilyawan Taliban sangat bergantung pada penggunaan bom pinggir jalan dan serangan bunuh diri untuk melawan pemerintah Afghanistan dan pasukan asing yang ditempatkan di negara tersebut.

Bom rakitan yang dikenal sebagai IED (peledak improvisasi) mengakibatkan 70-80 persen korban di pihak pasukan asing di Afghanistan, menurut militer.

Presiden Afghanistan Hamid Karzai dan negara-negara Barat pendukungnya telah sepakat bahwa semua pasukan tempur asing akan kembali ke negara mereka pada akhir 2014, namun Barat berjanji memberikan dukungan yang berlanjut setelah masa itu dalam bentuk dana dan pelatihan bagi pasukan keamanan Afghanistan.

NATO bertujuan melatih 350.000 prajurit dan polisi Afghanistan pada akhir 2014 untuk menjamin stabilitas di negara itu, namun tantangan-tantangan tetap menghadang dalam proses peralihan itu.

Desersi, penugasan yang buruk dan semangat rendah termasuk di antara masalah utama yang menyulitkan para komandan NATO dan Afghanistan.

Pada Oktober 2011, Taliban berjanji akan berperang sampai semua pasukan asing meninggalkan Afghanistan.

sumber : Antara/AFP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement