Kamis 13 Nov 2014 07:35 WIB

Punya Kekayaan Rp 300 Triliun, Pengusaha Ini tak Bahagia

Pendiri perusahaan Alibaba, Jack Ma.
Foto: AP
Pendiri perusahaan Alibaba, Jack Ma.

REPUBLIKA.CO.ID, HANGZHOU -- Pendiri dan Ketua eksekutif perusahaan internet Alibaba, Jack Ma yang menjadi orang terkaya di Cina mengaku sedang sakit keras. "Bulan ini saya tidak sangat bahagia, saya pikir terlalu banyak tekanan," kata Ma berbicara kepada CNBC dari markas perusahaannya di Hangzhou, Cina.

"Saya mencoba untuk membuat diri saya bahagia. Tidak, karena saya tahu bahwa jika saya tidak senang, rekan-rekan saya tidak senang, pemegang saham saya tidak bahagia, dan pelanggan saya tidak senang," keluhnya.

Ma baru saja meraup dana hasil IPO (penawaran saham perdana) perusahaannya yang mencatatkan rekor 25 miliar dolar AS atau sekitar Rp 300 triliun. Ternyata, dana sebesar itu malah dinilainya memberi kontribusi terhadap stres yang dialaminya.

"Mungkin saham berjalan jadi naik, mungkin orang memiliki harapan yang tinggi pada Anda, mungkin saya terlalu memikirkan masa depan dan memiliki terlalu banyak hal yang perlu dikhawatirkan," kata Ma.

"IPO besar karena ... Saya senang dengan hasilnya, tapi jujur saya pikir ketika orang berpikir terlalu tinggi dari Anda, Anda memiliki tanggung jawab untuk tenang dan menjadi diri sendiri."

Ma melanjutkan, stres dalam hidupnya berasal dari lebih sekadar pekerjaan. "Orang-orang berkata, 'Yah Jack, orang-orang kaya yang baik'."

"Ya itu baik, tapi bukan orang terkaya di Cina. Ini adalah rasa sakit yang hebat karena ketika Anda, orang terkaya di dunia, semua orang di sekitar Anda untuk uang," katanya.

Untuk menghilangkan rasa sakitnya, Ma disarankan mencari cara untuk menggunakan uangnya dengan memberikan kembali kepada masyarakat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement