Ahad 23 Nov 2014 15:46 WIB

Serangan Terhadap 28 Non-Muslim Picu Perang Agama

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Esthi Maharani
Kenya
Foto: [ist]
Kenya

REPUBLIKA.CO.ID, MANDERA -- Seorang penasihat senior Presiden Uhuru Kenyatta, Abdikadir Mohammed mengatakan pembantaian 28 orang di bus di Kenya bisa jadi permulaan perang agama, Sabtu (22/11). Ia berseru pada masyarakat dari semua agama dan kepercayaan untuk tidak terpengaruh dan berpegang teguh melawan kejahatan keji.

Pada Sabtu subuh, penembak Al Shabab menyerang penumpang bus di Kenya utara. Mereka menembaki penumpang non Muslim. Al Shabab adalah kelompok radikal mengaku Islam yang berbasis di Somalia. Mereka telah gencar melakukan serangan di Kenya sejak 2011. Kenya mengalami serangkaian serangan Al Shabab karena mengirim pasukan ke Somalia tiga tahun lalu untuk membantu memerangi kelompok militan.

Bus bertujuan Nairobi itu diberhentikan di wilayah Mandera, tidak jauh dari perbatasan dengan Somalia. Penyerang masuk ke dalam bus kemudian memisahkan penumpang Muslim dan non Muslim dengan meminta mereka membaca Al Quran. Mereka yang gagal langsung ditembak di kepala.

Palang merah Kenya mengonfirmasi 28 dari 60 menumpang dibunuh, diantaranya 19 laki-laki dan sembilan perempuan. Salah satu penumpang selamat, Douglas Ochwodho mengatakan ia satu-satunya non Muslim yang seharusnya ditembak. Ia berpura-pura mati di antara jasad-jasad lain sehingga bisa selamat.

Mohammed mengatakan insiden tersebut akan memicu konflik antara Muslim dan non Muslim di Kenya.

‘’Tindakan itu akan menimbulkan perang agama, perselisihan agama di Kenya,’’ kata dia pada BBC.

Menurutnya, semua pemimpin Muslim keluar untuk mengutuk insiden tersebut. Mereka menyeru semua agama untuk berdiri bersama melawan kejahatan keji juga para penjahatnya.

Pihak berwenang Kenya mengatakan mereka telah mengidentifikasi para pembunuh dan akan menyeretnya ke pengadilan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement