Ahad 23 Nov 2014 15:57 WIB

Turki Latih Peshmerga Lawan ISIS

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Maman Sudiaman
Tentara Turki
Foto: Huffington Post
Tentara Turki

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Tentara Turki melatih pejuang Pershmerga Kurdi di Irak utara, Sabtu (22/11). Sebuah unit pasukan nasional baru di Baghdad juga akan menerima pelatihan yang sama. Aksi dilakukan untuk memperkuat pasukan melawan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

Hal ini dikemukakan seorang pejabat senior Turki setelah Wakil Presiden Joe Biden menggelar pertemuan dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Perdana Menteri Ahmet Davutoglu di Istanbul. Mereka membicarakan gerakan lanjutan untuk melawan ISIS.

Pertemuan tidak merinci strategi yang akan dilakukan. Namun Biden mengatakan ia dan Erdogan juga mendiskusikan transisi kekuatan di Suriah setelah rezim Presiden Bashar Al Assad. ‘’Kami mendiskusikan Suriah, tidak hanya untuk menyingkirkan ISIS tapi juga memperkuat osispoi Suriah dan memastikan transisi kekuasaan dari rezim Assad,’’ kata Biden dalam konferensi pers dengan Erdogan.

Seperti dikuti Reuters, juru bicara Peshmerga, Brigadir Jenderal Halgurd Hikmat mengatakan tentara Turki telah memulai pelatihan untuk pasukan khusus dengan pejuang Kurdi di Irak utara tiga minggu lalu. Pejabat Turki juga mengatakan pelatihan yang sama akan diberikan pada Garda Nasional Irak.

Perdana Menteri Suriah Haidar Al Abadi sebelumnya telah mengumumkan rencana kerja sama antara Garda Nasional baru dengan pejuang lokal untuk melawan ISIS pada September. Biden mengatakan ia juga mendiskusikan kesepakatan Turki untuk melatih dan mempersenjatai pemberontak moderat Suriah yang melawan ISIS dan pasukan Assad. Biden tidak memberi keterangan lebih lanjut tentang berapa dan dimana pelatihan akan dilaksanakan.

Turki adalah negara anggota NATO yang berbatasan dengan Suriah dan Irak. Turki selama ini menolak berada di garis depan untuk menempatkan militernya melawan ISIS. Menurutnya, serangan udara yang selama ini dipimpin AS tidak akan efektif membawa pada stabilitas. Ankara berargumen tetap tidak akan ada kedamaian di bawah rezim Assad.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement