Kamis 27 Nov 2014 00:51 WIB

Pekerja Medis Korsel Dirawat di Eropa Jika Terinfeksi Ebola

Rep: Ani Nursalikah/ Red: Winda Destiana Putri
Pusat perawatan ebola yang berkapasitas 200 tempat tidur di Monrovia dibuka hari Jumat (31/10). Pusat perawatan ebola yang berkapasitas 200 tempat tidur di Monrovia dibuka hari Jumat (31/10).
Foto: Reuters
Pusat perawatan ebola yang berkapasitas 200 tempat tidur di Monrovia dibuka hari Jumat (31/10). Pusat perawatan ebola yang berkapasitas 200 tempat tidur di Monrovia dibuka hari Jumat (31/10).

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Korea Selatan (Korsel) mengatakan Inggris setuju mengevakuasi pekerja medis Korsel jika terinfeksi virus Ebola saat bekerja di klinik perawatan di Sierra Leone. Klinik tersebut dibiayai Inggris.

Korsel akan mengirim tim yang terdiri dari 10 pekerja medis bulan depan ke ibukota Freetown. Mereka akan bergabung dengan pekerja medis lain dari Inggris dan Amerika Serikat.

Di bawah perjanjian dengan Inggris, pesawat yang dioperasikan Uni Eropa akan mengevakuasi pkerja medis Korsel ke rumah sakit di Eropa yang memiliki fasilitas perawatan pasien Ebola. Pekerja itu akan diperlakukan layaknya warga Eropa.

Australia juga mengumumkan kesepakatan yang sama dengan Inggris awal bulan ini di London. Warga Australia yang terinfeksi mendapatkan jaminan diperlakukan sama seperti warga Inggris.

Australia khawatir jika pekerja medisnya terinfeksi, mereka tidak akan mendapatkan akses pengobatan. Selain itu penerbangan ke Australia memakan waktu 30 jam.

Ebola menewaskan lebih dari 5.450 orang di Afrika Barat sejak merebak pertama kali Maret lalu. Tiga negara yang paling parah terkena dampak adalah Guinea, Liberia dan Sierra Leone, seperti yang dilansir Reuters, Kamis (27/11).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement