Sabtu 29 Nov 2014 06:15 WIB

Bentrok Dengan Aparat Lima Pendemo Mesir Tewas

Situasi unjuk rasa di Mesir, Kamis (27/1)
Foto: AP
Situasi unjuk rasa di Mesir, Kamis (27/1)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sedikitnya lima orang tewas akibat bentrokan dengan aparat keamanan dalam demo besar oposisi menentang pemerintah Mesir pada Jumat.

Korban tewas itu semuanya dari pihak pengunjuk rasa dan puluhan orang lain cedera akibat terkena tembakan aparat keamanan di Matariyah, Kairo Timur, kata tim medis lapangan.

Bentrokan sengit juga terjadi di Kota Bani Sweif, 120 kilometer selatan Kairo, namun belum ada laporan jatuh korban.

Selain di Kairo, aksi unjuk rasa bertema "Al Intifadhah Al Syabab Al Muslim" (pemberontkan pemuda Muslim), dan "Al Tsaurah Al Islamiyah wa isqat hukmil askary (Revolusi Islam dan pelengseran rezim militer) itu juga digelar di berbagai kota di negeri Piramida itu.

Kendati demikian, para pengunjuk rasa oposisi itu tidak berhasil mencapai Bundaran Tahrir, pusat kota Kairo, yang menjadi ikon revolusi yang menumbangkan Presiden Hosni Mubarak pada 2011 dan pelengseran Presiden Moursi pada Juli 2013.

Di Kairo, konsentrasi demo hanya berlangsung beberapa tempat di pinggiran kota, antara lain di Helwan (Kairo Selatan), Matariyah (Kairo Timur), Ain Shams (Kairo Timur) dan Shobra Kheima (Kairo Utara).

Terhambatnya pengunuk rasa mencapai pusat kota Kairo itu akibat penjagaan ekstra ketat dari aparat keamanan dan polisi.

Kendaraan patroli militer dan polisi beriringan parade di jalan-jalan utama di Kairo dengan suara meraung-raung memekakkan telinga.

Berbagai pintu masuk Bundaran Tahrir itu diblokir dengan kawat berduri dan tank tempur, dan hanya dibuka sedikit ruas jalan seukuran satu bus untuk lalu lintas.

Malahan ratusan pendukung pemerintah yang mengusung gambar Presiden Abdel Fatah Al Sisi tampak memenuhi Bundaran Tahrir tersebut.

Pendukung pemerintah di Bundaran Tahrir juga mengusung spanduk dan selebaran bertuliskan "Ikhwani Irhabi" (orang Ikhwanul Muslimin adalah teroris).

Sementara itu, jumlah demo besar yang menamakan diri "Koalisi Nasional Melawan Pemerintah Kudeta" itu tidak sebanyak yang diperkirakan.

Demo besar ini pertama kali diserukan Front Salafi dan didukung oleh Ikhwanul Muslimin pendukung presiden terguling Mohamed Moursi.

Front Salafi berikrar akan terus melancarkan selama sepekan mendatang dengan seruan "Usbu Allahu Akbar Yadun Wahid" (Sepekan Allahu Akbar, Satukan Barisan).

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement