Kamis 18 Dec 2014 14:09 WIB

Serangan Taliban Akrabkan Politisi yang Bersitegang

Rep: Gita Amanda/ Red: Indah Wulandari
Perdana menteri Pakistan terpilih, Nawaz Sharif.
Foto: dnd.com.pk
Perdana menteri Pakistan terpilih, Nawaz Sharif.

REPUBLIKA.CO.ID,ISLAMABAD--Pemimpin oposisi Pakistan Imran Khan pada Rabu (17/12) menyatakan akan mengakhiri protes, yang telah berlangsung selama empat bulan.

Ia merasa Pakistan perlu menunjukkan adanya persatuan setelah serangan mengerikan Taliban di Peshawar.

The Huffington Post melaporkan, Khan yang memimpin Partai Tehreek-e-insaf (PTI) selama empat bulan terakhir telah meluncurkan aksi pendudukan di Lahore. Ia bersama ribuan pendukung PTI terus memperotes dan menuntut penggulingan Perdana Menteri Nawaz Sharif. Lantaran Sharif dianggap melakukan kecurangan dalam pemilihn umum tahun lalu.

Khan mengaku ingin mengakhiri protes, karena melihat situasi di negaranya saat ini. Ia menekankan saat ini, Pakistan perlu menunjukkan persatuan setelah insiden serangan mengerikan Taliban.

Namun, Khan tetap berharap pemerintah akan menggelar penyelidikan independen atas dugaan penetapan pemilu tahun 2013 lalu.

"Selama beberapa bulan terakhir saya melihat orang-orang Pakistan bangun dan bangkit untuk hak-hak mereka. Kami mengadakan aksi protes bersejarah dengan jumlah rekor orang yang turut hadir," kata Khan pada pendukungnya setelah menghadiri pertemuan para pemimpin politik oleh Sharif.

Khan menambahkan, ia tak pernah melihat kekejaman seperti peristiwa Selasa lalu sepanjang hidupnya. "Aku bahkan tak bisa memahami bagaimana seorang bisa membunuh anak-anak. Jika seseorang membunuh anak saya seperti itu, saya akan berusaha membalasnya juga," ungkapnya.

Khan mengakui ia sebelumnya enggan menemui Sharif. Tapi ia mengesampingkan hal tersebut. "Kami sebagai negara harus bersatu melawan teroris," katanya.

Sharif menyambut baik keputusan Khan, yang akan membantu memperkuat perjuangan Pakistan melawan teroris. Ia juga berjanji membentuk komisi yang akan menyelidiki tuduhan korupsi dalam pemilihan tahun lalu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement