Kamis 18 Dec 2014 17:07 WIB

Bangun Kesiangan, Bocah Ini Selamat dari Serangan Taliban

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Agung Sasongko
Taliban (ilustrasi)
Taliban (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PESHAWAR -- Bangun kesiangan telah menyelamatkan Dawood Ibrahim dari berondongan senjata Taliban, Kamis (18/12). Ibrahim adalah salah satu siswa Army Public School and College yang dibantai Taliban, Senin lalu.

Ia menjadi satu-satunya siswa kelas sembilan yang selamat. Semua teman satu kelasnya tewas ditembaki Taliban. Dikutip koran Express Tribune, Dawood bangun kesiangan pada Senin sehingga ia tak masuk sekolah. Malamnya, Dawood dan keluarga menghadiri pernikahan seorang saudara hingga larut.

Alarm tak mampu membangunkan Dawood. ''Dawood beruntung. Ia tidak sekolah hari itu karena pernikahan saudaranya tadi malam, ia ketiduran,'' kata saudara Dawood, Sufyan. Menurutnya, ini adalah takdir.

Sufyan mengatakan semua teman sekelas anak 15 tahun itu tewas. Dawood menghabiskan Selasa sore menghadiri pemakaman semua temannya. ''Dawood tidak berbicara pada siapa pun, ia tidak bicara sama sekali,'' kata Sufyan.

Menurutnya, Dawood adalah anak yang tangguh, ia tak menunjukan ekspresi atau emosi apa pun pasca pembantaian. Ia tampak shock dan terpukul.

Salah seorang korban selamat lain yaitu Shahrukh Khan (16 tahun). Ia hadir di sekolah dan melihat pembantaian terjadi di depan matanya. Saat ini ia dirawat di Rumah Sakit Lady Ready. ''Aku merasa kematian sangat dekat,'' katanya.

Khan bertutur mengorek kembali pengalaman traumatisnya. ''Aku melihat seorang dengan sepatu boots hitam besar di dekatku, ia mencari siswa-siswa yang bersembunyi,'' katanya. Ketika menemukan yang diinginkannya, sang empu sepatu langsung menembak.

Ia gemetar dan tak bisa membuka matanya. Saat itu ia merasa tinggal menunggu giliran ditembak dan mati. Pada Reuters ia bercerita melihat gurunya menangis namun anggota Taliban itu menembakinya hingga sang guru tak lagi mengeluarkan suara.

Khan tertembak di kaki hingga membuatnya roboh. Ia kemudian berpura-pura mati di antara teman-temannya yang berlumuran darah. ''Di sekelilingku, teman-teman yang terluka dan tewas,'' katanya.

Menurut kesaksian beberapa korban selamat, anggota Taliban itu menyerbu setiap kelas dan mencari semua siswa yang masih hidup, termasuk guru dan staff. Bahkan seorang guru sengaja ditembaki di depan para siswa.

''Kami sedang duduk di gedung mendengarkan kuliah dari dosen, kemudian pintu gedung didobrak dan dua orang mulai menembak membabi buta,'' kata Kashan, yang juga selamat dan terluka pada kaki.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement