Kamis 18 Dec 2014 18:24 WIB

Cina Harap AS Cabut Embargo atas Kuba

Kuba
Foto: worldbulleting.com
Kuba

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Cina pada Kamis menyatakan berharap Amerika Serikat mencabut embargo ekonomi terhadap Kuba, yang sudah berlangsung lebih dari setengah abad, saat kedua negara itu memulihkan hubungan.

"Cina menyambut dan mendukung pemulihan hubungan dwipihak Kuba-Amerika serta berharap Amerika Serikat mencabut embargonya terhadap Kuba sedini mungkin," kata Qin Gang, juru bicara kementerian luar negeri, pada temu media berkala di Beijing.

"Kami menghargai persahabatan dengan Kuba, dan seperti yang kami selalu lakukan, kami terus mendukung pilihan Kuba dalam jalur pembangunannya," katanya.

Amerika Serikat dan Kuba mengakhiri lima dasawarsa permusuhan Perang Dingin pada Rabu, sepakat menghidupkan kembali hubungan diplomatik dalam terobosan mengejutkan, yang juga akan meringankan embargo perdagangan oleh Amerika Serikat.

Di tengah pertukaran tahanan, Presiden Barack Obama menyatakan Washington siap untuk "babak baru" dalam hubungan dengan komunis Kuba dan akan membangun kembali kedutaan besarnya di Havana, yang ditutup sejak 1961.

Fidel Castro dianugerahi Nobel Perdamaian gaya Cina pada awal bulan ini, dengan koran dekat dengan Partai Komunis berkuasa memuji iuran penting mantan pemimpin Kuba itu bagi perdamaian dunia.

Castro mengalahkan lebih dari 20 calon untuk meraih hadiah Perdamaian Konfusius pada tahun ini, kata "Global Times", yang dikelola negara.

Penghargaan bayangan itu muncul pada 2010, ketika diumumkan dua hari sebelum pembangkang tahanan Cina Liu Xiaobo dianugerahi Nobel, yang membuat marah Beijing dan memicu pendapat bahwa hadiah itu diadakan dengan keterlibatan pemerintah.

Presiden Kuba Raul Castro pada Rabu menyatakan ketiga tahanan asal Kuba, yang dibebaskan sebagai pertukaran dengan kontraktor Amerika Serikat, yang ditawan Kuba, Alan Gross, telah kembali ke negara komunis itu.

Pembebasan itu terjadi setelah muncul terobosan bersejarah dalam hubungan kedua negara bermusuhan pada Perang Dingin tersebut.

Gerardo Hernandez, Ramon Labanino dan Antonio Guerrero, yang pada 2001 diputuskan bersalah atas dakwaan terkait kegiatan mata-mata, sudah tiba kembali di Kuba.

Pemerintah Kuba menganggap mereka pahlawan untuk perlawanannya terhadap kelompok antikomunis Kuba di pengasingan, katanya saat menyampaikan pidato kenegaraan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement