Jumat 19 Dec 2014 19:47 WIB

Dubes Inggris : Masa Depan Dunia Tergantung Indonesia

Rep: Ani Nursalikah/ Red: Indira Rezkisari
Dubes Inggris untuk Indonesia, Moazzam Malik.
Foto: dok gov.uk
Dubes Inggris untuk Indonesia, Moazzam Malik.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Selama dua bulan berada di Indonesia Moazzam Malik merasa rakyat Indonesia memiliki ekspektasi tinggi atas hidupnya. Malik adalah Duta Besar baru Inggris untuk Indonesia, Timor Leste dan ASEAN.

Dia akan menjalankan tugasnya selama tiga tahun ke depan. Kepada wartawan yang mengunjunginya di kediamannya di Menteng, Jakarta Pusat, pria keturunan Pakistan ini bercerita sempat mengikuti pesta rakyat di Monas untuk merayakan pelantkan Joko Widodo sebagai presiden. Malik resmi bertugas di Indonesia bertepatan dengan pelantikan Jokowi pada 20 Oktober.

"Di jalan-jalan saya merasa rakyat Indonesia memiliki ekspektasi cukup tinggi. Mereka mau mengubah keadaan," ujarnya, Jumat (19/12).

Dia menyampaikan harapannya bisa bekerja sama dengan pemerintah Indonesia. Secara umum, Malik mengatakan, perekonomian dunia tergantung pada Cina dan India.

Namun, berdasarkan kajian di negaranya, perekonomian dunia juga bergantung pada Indonesia. Sebab, Indonesia adalah negara dengan wilayah dan jumlah penduduk yang besar. Semua itu merupakan potensi untuk membangun perekonomian.

"Masa depan dunia tergantung pada Indonesia. Wilayah Inggris tidak besar, kami berukuran sedang. Instruksi pemerintah saya, silakan kerjasama dengan Indonesia, khususnya bidang ekonomi, perdagangan, investasi, hubungan dengan manusia, pendidikan dan budaya," kata ayah tiga anak tersebut.

Prioritas pertama yang akan ia lakukan adalah meningkatkan investasi dan perdagangan antara Inggris dan Indonesia. Meski demikian, keputusan investasi tetap dilakukan perusahaan.

Dia menambahkan jika pemerintah Indonesia memperbaiki infrastruktur dan regulasi, dia yakin akan lebih banyak perusahaan yang akan berinvestasi.

Inggris merupakan salah satu investor terbesar di negara ini. Pada April 2012, Perdana Menteri Inggris dan Presiden Yudhoyono mengumumkan komitmen menggandakan nilai perdagangan (baik barang dan jasa) sebesar 4,4 miliar poundsterling atau sekitar tujuh miliar dolar AS pada 2015.

Dia mengaku siap mendukung usaha Jokowi meningkatkan kerjasama. Tidak lupa Malik menyampaikan slogannya, bekerja bersama, berhasil bersama.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement