Jumat 19 Dec 2014 21:14 WIB

Dubes Malik Ternyata Fasih Berbahasa Indonesia

Rep: Ani Nursalikah/ Red: Indira Rezkisari
Dubes Inggris untuk Indonesia, Moazzam Malik.
Foto: dok gov.uk
Dubes Inggris untuk Indonesia, Moazzam Malik.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Duta Besar baru Inggris untuk Indonesia, Timor Leste dan ASEAN Moazzam Malik ternyata fasih bercakap-cakap dalam bahasa Indonesia.

Meski sebelumnya pernah membaca perihal kemahirannya berbahasa Indonesia, hal itu tidak mengurangi keterkejutan Republika saat mendengarnya berbicara dalam bahasa Indonesia. Bukan hanya Republika, rekan wartawan lain pun terkejut dan kagum.

Bahkan, jumpa pers yang berlangsung di kediamannya di Menteng, Jakarta Pusat dilakukan dengan bahasa Indonesia. Hanya sesekali diselingi bahasa Inggris.

Dia menjelaskan fokus dan tujuannya selama bertugas menjadi duta besar dengan bahasa Indonesia yang lancar. Selanjutnya sesi tanya jawab juga dilakukan dengan memakai bahasa Indonesia.

Sesekali dia meminta bantuan juru bicara Kedutaan Inggris yang duduk di sampingnya jika ada kata atau kalimat yang tidak ia pahami. Malik sempat "terpeleset" saat hendak menyatakan orang Indonesia adalah orang yang sungkan dan malu-malu.

Menurutnya, orang Indonesia memiliki potensi besar karena itu harus mengurangi rasa malunya. Tapi yang terucap justru "kemaluan". Sontak, seisi ruangan tertawa.

Malik pun segera menyadarinya dan meminta maaf. Namun, wartawan pun memakluminya karena kesalahan tersebut hanya kesalahan kecil dalam hal imbuhan mengingat dia baru mempelajari bahasa Indonesia.

"Saya belajar bahasa Indonesia di Inggris selama lima bulan dan satu bulan di Yogyakarta. Guru-guru saya pintar. Mereka orang Indonesia semua. Sistemnya bagus. Saya berharap dengan terus berlatih bisa maju (berbicara bahasa Indonesia)," ujarnya saat ditanya di mana ia belajar, Jumat (19/12).

Selama di Yogyakarta fans Liverpool ini tinggal di sebuah kos-kosan. Di tempat kos itu juga terdapat sejumlah orang asing. Dia mengatakan ibu kosnya adalah orang yang baik.

Selama berada di Kota Gudeg itu, dia jatuh cinta dengan makanan lotek. Malik mengaku hampir tiap hari makan lotek. "Saya makan lima kali dalam sepekan. Saya suka rasa pedasnya," ujarnya sambil tersenyum.

Selama dua bulan berada di Jakarta, penikmat novel, film dan teater ini mengatakan Jakarta adalah kota yang nyaman dan menarik. Terkait kemacetan akut yang melanda Jakarta, dia mengatakan setiap kota memiliki masalahnya masing-masing.

Untuk mengatasi rasa bosan saat terjebak macet, Malik menyiapkan bacaan di mobil. Telepon genggam juga ampuh mengusir bosan.

"Saya lihat semua orang Indonesia senyum, banyak hiburan, cuaca cerah tapi tidak terlalu panas dibandingkan dengan Timur Tengah. Keluarga saya menikmati, anak saya menikmati dan istri saya menikmati belanja di Jakarta," kata lulusan London School of Economics itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement