Ahad 21 Dec 2014 21:33 WIB

Pemboman, Serangan Taliban Tewaskan 14 Orang di Afghanistan

Bom kembali meledak
Bom kembali meledak

REPUBLIKA.CO.ID, KUNAR -- Sebuah bom pinggir jalan serta serangan Taliban terhadap sebuah pos polisi telah menewaskan 14 orang, termasuk anak-anak, di Afghanistan, kata para pejabat, Minggu (21/12).

Tujuh warga sipil terbunuh ketika bom menghantam sebuah mobil bak terbuka yang sedang dalam perjalanan dari Asadabad, ibu kota provinsi bagian timur, Kunar, menuju Nari pada Sabtu. Nari adalah wilayah di dekat perbatasan Afghanistan dengan Pakistan.

"Tadi malam, sebuah mobil truk, yang ditumpangi perempuan-perempuan dan anak-anak, meledak karena sebuah bom pinggir jalan, yang membunuh tujuh orang, termasuk dua anak perempuan," kata kepala kepolisian Nari, Mohammad Yousuf kepada AFP.

Ia menuding Taliban sebagai pihak yang bertanggung jawab atas ledakan, yang juga melukai tiga perempuan itu.

Mohammad Rahman Danish, kepala distrik Nari, membenarkan adanya insiden itu, yang menjadi bagian dari kekerasan memburuk yang berlangsung di Afghanistan di saat pasukan tempur asing pimpinan Amerika Serikat meninggalkan negara itu setelah 13 tahun melancarkan pertempuran.

Tidak ada pihak yang langsung mengaku bertanggung jawab atas pemboman, namun bom-bom pinggir jalan merupakan senjata yang digunakan Taliban dalam menghadapi pasukan-pasukan Afghanistan dan asing. Bom-bom juga semakin banyak menewaskan dan melukai warga sipil.

Sebuah laporan yang dikeluarkan Perserikatan Bangsa-Bangsa pada Kamis mengatakan bahwa, hingga akhir November, sudah 3.188 warga sipil yang kehilangan nyawa dan 6.429 lainnya yang luka-luka.

Laporan Misi Pendampingan Perserikatan Bangsa-Bangsa di Afghanistan itu memperingatkan bahwa korban di pihak sipil diperkirakan mencapai 10.000 orang pada akhir ini, menjadikan 2014 sebagai tahun yang paling banyak diwarnai jatuhnya korban jiwa di kalangan warga sipil sejak organisasi itu mulai mengeluarkan laporan-laporannya pada 2009.

Dibandingkan dengan 2013, tahun ini ada peningkatan sebesar 33 persen pada jumlah anak-anak yang tewas dan 12 persen di kalangan perempuan.

Taliban bertanggung jawab atas tewasnya 75 persen dari semua korban jiwa warga sipil, kata laporan itu.

Jumlah korban jiwa di pihak pasukan tentara dan polisi Afghanistan juga melonjak karena mereka memikul beban lebih berat dibandingkan pasukan asing dalam perang. Lebih dari 4.600 tentara dan polisi kehilangan nyawa mereka dalam 10 bulan pertama tahun ini.

Di Afghanistan utara, Sabtu, tujuh polisi tewas dan belasan lainnya luka-luka ketika sekira 200 gerilyawan Taliban menyerang pos mereka di daerah Qushtapa di provinsi Jawzjan, kata juru bicara kepolisian provinsi, Farid Azizi, kepada AFP.

"Kami meminta bantuan udara dari NATO, tapi mereka tidak datang. Setelah berjam-jam bertempur, polisi akhirnya kalah dan kehilangan nyawa mereka," katanya.

Misi tempur NATO akan berakhir pada 31 Desember. Sebuah misi lanjutan berkekuatan 12.500 tentara NATO pimpinan AS akan tetap berada di Afghanistan untuk melatih dan membantu pasukan keamanan negara itu.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement