Senin 29 Dec 2014 08:30 WIB

Muslim Malawi Perangi Perceraian dengan Alquran

Rep: C83/ Red: Erdy Nasrul
 Warga yang tergabung dalam Quran Generation membawa Alquran Raksasa saat Car Free Day di Jakarta, Ahad (21/12). (Republika/Tahta Aidilla)
Warga yang tergabung dalam Quran Generation membawa Alquran Raksasa saat Car Free Day di Jakarta, Ahad (21/12). (Republika/Tahta Aidilla)

REPUBLIKA.CO.ID, LILONGWE -- Untuk mengurangi tingkat perceraian yang melonjak, komunitas Muslim di Malawi telah mengintensifkan upaya untuk menggunakan ajaran-ajaran Alquran dalam rangka menjaga kesucian pernikahan.

"Islam menganggap pernikahan sebagai landasan iman. Dan dalam salah satu hadis, Nabi (Muhammad saw) meninggikan pernikahan sebagai salah satu perintah bagi seorang Muslim, " ujar Counsellor pernikahan di Asosiasi Muslim Malawi (MAM), Sheikh Muhammad Uthuman seperti dilansir Islam Online (25/12).

Berdasarkan laporan dari media setempat, Malawi merupakan negara dengan tingkat perceraian tertinggi di Afrika. Sebagai langkah untuk melawan tren yang mengkhawatirkan ini, para pemimpin Muslim mulai menggunakan Alquran sebagai senjata untuk menjangkau keluarga bermasalah. Proses ini telah terbukti efektif dalam mengupayakan rekonsiliasi dan toleransi dalam keluarga.

"Salah satu tantangan yang mempengaruhi stabilitas keluarga kita adalah kurangnya toleransi terhadap satu sama lain. Dengan menggunakan Al-Qur'an kita telah berhasil berkhotbah tentang nilai toleransi dan kebutuhan rekonsiliasi. Keluarga tidak harus di semua biaya berangkat dari ajaran Al-Qur'an jika ada untuk menjalani hidup kepenuhannya," katanya.

Kekerasan Berbasis Gender (GBV)  menjadi salah satu alasan yang memicu tingginya tingkat perceraian di negara Afrika bagian selatan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement