Selasa 27 Jan 2015 10:01 WIB

Organisasi Internasional Serukan 'Marshall Plan' untuk Negara Ebola

Rep: Gita Amanda/ Red: Esthi Maharani
Pusat pengobatan pasien Ebola yang didanai pemerintah Australia akan resmi digunakan kemarin malam.
Foto: AFP
Pusat pengobatan pasien Ebola yang didanai pemerintah Australia akan resmi digunakan kemarin malam.

REPUBLIKA.CO.ID, OXFORD -- Organisasi internsional menyerukan dikucurkannya Marshall Plan, untuk tiga negara yang paling parah terkena dampak ebola. Bantuan dari negara-negara kaya sangat penting untuk kembali memulihkan Sierra Leone, Guinea dan Liberia.

Dilansir dari BBC News, Oxfam, yang merupakan organisasi pembangunan penanggulangan bencana dan advokasi berbasis di Oxford, Inggris, menyerukan negara-negara kaya untuk menjalankan Marshall Plan. Menurutnya bantuan multi juta dolar dibutuhkan untuk ketiga negara yang paling parah terkena dampak ebola tersebut. Seperti diketahui 8.500 jiwa tewas akibat ebola, sebagian besar korban berasal dari Sierra Leone, Guinea dan Liberia.

Marshall Plan merupakan proyek pasca Perang Dunia II untuk memulihkan kembali Eropa. Secara resmi Marshall Plan dikenal sebagai Program Pemulihan Eropa, yang diambil dari nama Sekertaris Negara Amerika Serikat George Marshall.

Oxfam mengartakan, bantuan keuangan dibutuhkan untuk tiga bidang. Pertama memberikan uang tunai pada keluarga yang terkena dampak bola, kedua investasi pekerjaan. Terakhir investasi untuk pelayanan seperti kesehatan, pendidikan dan sanitasi yang mendukung.

Direktur Eksekutif Oxfam Mark Goldring mengatakan, dunia tak bisa berjalan saat ini untungnya kasus penyakit mematikan tersebut telah menurun. Dalam kunjungannya ke Liberia Goldring mengatakan, orang-orang perlu uang tunai mereka juga butuh pekerjaan untuk memberi makan keluarga mereka. Mereka telah melalui hal-hal layaknya neraka.

"Kegagalan membantu negara-negara tersebut setelah selamat dari ebola akan menghukum mereka seperti bencana ganda," ungkapnya.

Goldring menambahkan, dunia telah terlambat mengantisipasi krisis ebola maka tak ada alasan untuk tak membantu perekonomian dan memulai hidup kembali bersama-sama.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement