Kamis 29 Jan 2015 14:47 WIB

Respons Dingin atas Pidato Presiden Mesir Mereformasi Islam

Rep: C14/ Red: Julkifli Marbun
Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi
Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Empat minggu berlalu sejak pidato Presiden Mesir Abdel al-Fattah el-Sisi di hadapan ulama Universitas Al Azhar. Adapun isi pidato itu, mengajak dunia Islam untuk melakukan “revolusi” dalam konteks keimanan untuk mengubah wajah agama Islam dari kecenderungan konfrontatif. Hasilnya, pidato Presiden Mesir itu ditanggapi dingin sejumlah kalangan. Demikian dilansir WND.

Organisasi Islam dunia, semisal Masyarakat Islam Amerika Utara dan Asosiasi Pelajar Muslim Dunia, pun menanggapi dingin pidato Presiden el-Sisi. Demikian pula Konsulat Dewan Hubungan Amerika-Islam, menganggap sepi isi pidato Presiden Mesir itu.

Adapun organisasi Pusat Pluralisme Islami, menanggapi isi pidato Presiden Abdel al-Fattah el-Sisi sekadarnya. Menurut Direktur Pusat Pluralisme Islami, Stephen Suleyman Schwartz, isi pidato Presiden Abdel al-Fattah problematis.

“Retorika Presiden el-Sisi mengenai reformasi Islam agak problematis. Saya tidak yakin, presiden yang berasal dari militer itu mampu mengubah paradigma berpikir umat Islam,” ujar Stephen Suleyman Schwartz, seperti dilansir WND, Kamis (29/1).

Presiden Mesir Abdel al-Fattah el-Sisi berusaha mengubah praktik rezim militeristik sebelumnya. Presiden el-Sisi menghendaki Mesir yang lebih toleran dan memiliki wajah Islam yang tidak militan. Pada hari Natal Kristen Ortodoks pada 6 Januari lalu, Presiden el-Sisi hadir di Katedral Santo Mark, Mesir, untuk menegaskan hal itu.

“Mesir telah membawa pesan peradaban dan kemanusiaan kepada dunia selama ribuan tahun. Dan kita di sini menegaskan, negara kita akan melakukannya lagi,” kata Presiden el-Sisi, seperti dikutip WND, Kamis (29/1).

Pendekatan Presiden el-Sisi ini didukung oleh dunia Barat. Namun, kecenderungan Presiden el-Sisi yang keras terhadap kelompok Ikhwanul Muslim membuat berang sejumlah tokoh dunia Islam, seperti Presiden Turki Erdogan. Presiden Erdogan bahkan sempat menawarkan perlindungan bagi para pemimpin Ikhwanul Muslim, yang juga menjadi sasaran sentimen Arab Saudi. Arab Saudi memang mendukung Presiden el-Sisi dalam menjatuhkan Presiden Mursi dahulu dan dalam melawan Ikhwanul Muslim.

Kembali ke isi pidato Presiden el-Sisi, yang juga mendesak para pemuka Muslim di Mesir untuk mengubah citra Islam yang keras.

“Saya mengatakan kepada para pemuka Muslim, mari kita hindari pemikiran yang mambuat umat Islam menjadi sumber kecemasan bagi dunia,” ujar Presiden el-Sisi, seperti dikutip WND, Kamis (29/1).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement