Sabtu 31 Jan 2015 06:30 WIB

Erdogan Ingin Seperti Ratu Elizabeth II, Ini Alasannya

Rep: c02/ Red: Bilal Ramadhan
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
Foto: AP
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyatakan ingin seperti Ratu Inggris Elizabeth II. Ia menepis kritikan partai oposisi yang mengatakan Erdogan ingin mengubah sistem pemerintahan Turki ke kesultanan.

Namun, Erdogan membantah kritikan tersebut. Kata Erdogan merubah sistem pemerintahan menjadi kesultanan akan merusak sistem demokrasi di Turki. Ia hanya ingin mencontoh sistem di Inggris karena menurutnya Inggris memiliki sistem pemerintahan semi presidensial. Tapi, dalam hal kekuasaan, Inggris lebih dominan ke Ratu.

“Pendapat saya, Inggris mempunyai sistem semi presidensial tapi dominan ke kekuasaan ratu,” ujar Erdogan.

Erdogan menuturkan,  sistem pemerintahan Inggris adalah monarki konstitusional. Ia diatur oleh sistem parlementer. Sedangkan Ratu hanya simbolik keturunan raja yang memegang kekuasaan.

Presiden Turki tersebut  mengklaim, kepemimpinan dalam sistem presidensial di Amerika Serikat, Brazil, Korea Selatan dan Meksiko juga seperti Raja. Erdogan mempertanyakan, kenapa kritikan tersebut diarahkan ke sistem monarki. Padahal , Erdogan hanya ingin memiliki sedikit otoritas dalam memimpin Turki.

Erdogan menjadi presiden sejak Agustus lalu.  Setelah satu dekade memimpin Turki, oposisi menuduhnya ingin mengubah sistem negara dengan memberlakukan islamisasi secara bertahap.

Pemilihan Agustus tersebut  menjadi pertama kali dalam sejarah Turki. Presiden Turki saat itu dipilih langsung oleh rakyat. Saat pidato kemenangannya, Erdogan menyebutkan ia memiliki mandat dari rakyat untuk menjadi pemimpin yang aktif dan kuat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement