Ahad 01 Mar 2015 07:41 WIB

Gara-Gara Bau Mulut, Jihadi John Ternyata Pernah Di-Bully

Emwazi saat sekolah dan penampakan Jihadi John saat ini
Foto: mirror
Emwazi saat sekolah dan penampakan Jihadi John saat ini

REPUBLIKA.CO.ID,LONDON—Sosok Jihadi John yang digambarkan tak kenal ampun menghabisi para sandera Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) ternyata punya sejumlah rahasia masa remaja yang memalukan.

Pria bernama asli Mohammed Emwazi itu dikenal teman-teman sekelasnya di sekolah menengah Quintin Kynaston, barat laut London sebagai korban bullying. Gara-gara dianggap punya bau mulut, ia pernah ditolak cintanya oleh seorang gadis bernama Ahlam Ajjot saat berusia 16 tahun.

Bahkan beredar foto saat Emwazi berpose bersama teman sekelasnya. Nampak, wajahnya tak nyaman. Tepat di depannya, gadis yang ia taksir justru berpose dengan riang gembira.

“Dia sangat pemalu dan pendiam. Emwazi tak pernah terlibat dalam setiap keramaian di antara teman-teman sebaya di sekolah kami,” terang salah satu teman sekelas Jihadi John, Ahmal (27 tahun) dikutip oleh Mirror, Ahad (1/3).

Perempuan yang sekelas dengan Emwazi di mata pelajaran Matematika dan bahasa Inggris ini menambahkan bahwa mantan temannya itu jarang terlihat berbicara pada teman perempuan.

“Saya sangat kaget ketika melihat Emwazi adalah Jihadi John. Sekaligus tak menyangka fotonya yang mengenakan balaklava saat di Suriah. Sama sekali tak menunjukkan pribadi yang saya kenal saat bersekolah,” tambah Ahmal.

Teman sekolah Emwazi lainnya bahkan mengungkap bahwa rekannya tersebut acapkali menutup mulutnya saat berbicara. Sang Jihadi John juga sering memprotes teman-temannya yang diperbolehkan oleh orang tuanya mengenakan celana jins, topi bisbol, dan jaket hoody.

“Delapan tahun lalu ia sangatlah pemalu, grogian, bahkan tak bisa menakut-nakuti angsa. Dia memang selalu di-bully dan dipermalukan para gadis. Saya pikir pilihannya membunuh orang-orang beralasan karena itu,” cetus rekan Emwazi yang tak mau disebut namanya.

Meski terkesan berkepribadian tertutup, rekan Emwazi ini sering melihatnya di masjid dan menghisap shisa di kafe setempat. Serta tak lupa mengamati para perempuan yang melintas.

“Melihatnya di televisi dengan cadar dan memenggal orang, sangat sulit dipercaya bahwa itu adalah orang yang sama di kelas,” cetusnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement