Ahad 01 Mar 2015 17:04 WIB

Masyarakat Newcastle Lawan Organisasi Anti-Islam

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Ilham
KRISTIANE BACKER menjadi model untuk kampanye anti-Islamophobia (bbc)
Foto: .
KRISTIANE BACKER menjadi model untuk kampanye anti-Islamophobia (bbc)

REPUBLIKA.CO.ID, NEWCASTLE -- Sekitar 2.000 orang berunjuk rasa di Newcastle, bagian timur laut Inggris, melawan unjuk rasa yang diselenggarakan kelompok anti imigrasi dan islamisasi Eropa, PEGIDA, Sabtu (28/2). Mereka membawa banner bertuliskan ''Newcastle Bersatu (//Newcastle Unites//)''.

Salah satu pengunjuk rasa, profesor Jacqui Rodgers mengatakan, masyarakat Inggris tak akan menerima pandangan PEGIDA. ''Sangat penting untuk kita bersatu sebagai sebuah komunitas dan memperjelas bahwa kami tidak akan mentolelir aktifitas mereka,'' kata Rodges.

Menurutnya, masyarakat Inggris tidak akan menerima pandangan rasis dan fasis PEGIDA. Hal ini terlihat dari perbandingan jumlah partisipan masing-masing unjuk rasa.

Ini merupakan pertama kalinya gerakan PEGIDA yang berasal dari Jerman tersebut muncul di tanah Inggris. Seiring momentum mereka di Jerman mulai pudar dalam beberapa bulan terakhir, PEGIDA berusaha berekspansi.

Unjuk PAGIDA tersebut dilakukan oleh sekitar 400 orang di Bigg Market Newcastle, sekitat 465 km dari London. Polisi mengatakan, sebagian besar unjuk rasa berlangsung damai meski lima orang telah ditahan.

Mereka diamankan karena diduga mabuk hingga bertindak liar. Satuan polisi tampak berjaga-jaga di jarak 30-40 meter antara unjuk rasa PEGIDA dan anti PEGIDA.

Kontributor BBC, Fiona Trott mengatakan, sebagian besar partisipan berasal dari Tyneside dan Wearside, sisanya dari wilayah lain di Eropa. Mereka termasuk pekerja NHS, pekerja pabrik atau wiraswasta.

''Organisasi ini mengatakan mereka terpisah dari PEGIDA Jerman, meski ada perwakilan dari Jerman hadir untuk berpidato,'' kata Trott. Menurutnya, unjuk rasa bertujuan memberi informasi pada publik untuk melawan ekstrimis.

Pemimpin partai politik Liberty GB, Paul Weston memimpin unjuk rasa PEGIDA. Ia mengatakan, Muslim akan menjadi mayoritas di Inggris dalam beberapa dekade ke depan. ''Mereka akan mengambil alih negara jika kita tidak melakukan sesuatu,'' kata Weston.

Ia menyerukan perlawanan pada Islam. Meski berjumlah sekitar 400 orang, Weston mengaku cukup puas mengingat ini merupakan kali pertama pertemuan PEGIDA di Inggris. PEGIDA Inggris menolak kleim anti Muslim dan mempromosikan kebencian.

Pemimpin panitia unjuk rasa melawan PEGIDA dari 'Newcastle Unites', Dipu Ahad mengatakan, PEGIDA jelas-jelas menyebarkan kebencian. ''Newcastle tidak ada urusan dengan ekstrimis. Newcastle tidak diislamisasi, jadi kenapa mereka datang dan mencoba merusak komunitas?,'' kata Ahad, dikutip BBC.

Sementara, juru bicara PEGIDA Inggris, Marion Rogers mengatakan, mereka tidak rasis dan fasis. ''Kami juga tidak jauh di kanan, jelas tidak anti Islam,'' kata Rogers. Ia mengaku beberapa Muslim turut serta dalam unjuk rasa hari ini.

Menurutnya, Islamisasi Barat yang mereka maksud adalah para ektrimis yang memaksakan kepercayaan mereka pada warga asli. ''Mereka yang membuat kami merasa jadi rakyat kelas dua di negara kami sendiri,'' kata dia.

Gerakan yang diawali dengan lonjakan 17 ribu pendukung ini telah mencoba ekspansi ke kota-kota di negara lain. Namun, keberhasilannya terbatas. PEGIDA hanya mendapat sedikit tempat di media lokal dan nasional.

Meski demikian, gerakan ini dinilai masih memiliki harapan mengingat kekhawatiran terorisme yang meluas di Eropa. Sentimen anti Islam yang berkembang di Inggris telah meningkat karena ancaman teror di Eropa secara konsisten menjadi berita utama.

Anggota parlemen George Galloway yang turut serta dalam demo anti PEGIDA dalam Newcastle Unites memuji respon warga lokal. ''Orang Newcastle bisa menangani ini sendiri dengan penuh percaya diri, saya angkat topi untuk mereka,'' kata Galloway.

sumber : AP/Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement