Ahad 01 Mar 2015 22:27 WIB

Diculik, Anak-anak Sudan Selatan Dijadikan Tentara

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Ilham
Para pengungsi yang menghindar dari perang saudara di Sudan Selatan
Foto: Reuters
Para pengungsi yang menghindar dari perang saudara di Sudan Selatan

REPUBLIKA.CO.ID, JUBA -- Ratusan anak laki-laki di Sudan Selatan telah diculik dan dipaksa menjadi tentara anak. Bahkan, jumlah anak-anak yang direkrut jauh lebih besar dari yang dilaporkan oleh Unicef pada akhir bulan lalu.

Badan anak-anak PBB pun menuduh kelompok milisi bekerja sama dengan pemerintah untuk melakukan penculikan. "Kami khawatir anak-anak tersebut tak lagi bersekolah dan justru menjadi pasukan," kata wakil Unicef di Sudan Selatan, Jonathan Veitch, dilansir dari Aljazeera.

Sudan Selatan saat ini dalam krisis perang sipil antara pasukan yang setia pada Presiden Salva Kiir dengan pasukan pemberontak yang dipimpin oleh mantan wakil presiden Riek Machar.

Kelompok HRW pun menuduh kedua belah pihak telah merekrut dan mempekerjakan anak-anak sebagai tentara. Unicef mengatakan, anak-anak tersebut diculik oleh milisi Shilluk yang berada dalam kendali Johnson Oloni.

Pemerintah sebelumnya mengatakan tak mengendalikan kelompok tersebut. Sementara, para saksi juga melaporkan telah melihat anak-anak yang usianya sekitar 12 tahun tengah membawa senjata.

Penculikan anak-anak terjadi di daerah Wau Shilluk, sebuah daerah yang kaya akan minyak di negara bagian Upper Nile. PBB meyakini terdapat 12 ribu anak-anak yang direkrut untuk dijadikan tentara di Sudan Selatan pada tahun lalu.

Sekitar 1.5 juta warga harus mengungsi akibat perang sipil di negara tersebut. Sedangkan, 2.5 juta lainnya menghadapi ancaman kelaparan.

sumber : Aljazeera
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement