Senin 02 Mar 2015 10:50 WIB

Inggris Igin Jadi Pusat Keuangan Syariah Dunia

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Erik Purnama Putra
Pejabat Kantor Kemenlu Inggris di Timur Tengah Tobias Ellwood.
Foto: Express
Pejabat Kantor Kemenlu Inggris di Timur Tengah Tobias Ellwood.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Kantor Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Inggris di Timur Tengah menyampaikan Inggris bertekad menjadi pusat industri keuangan Islam.

Pejabat Kantor Kemenlu Inggris di Timur Tengah Tobias Ellwood, mengatakan London juga memiliki ambisi yang sama seperti Dubai dan Kuala Lumpur untuk menjadi pusat perkembangan keuangan Islam global.

Inggris merupakan negara non-Muslim pertama yang menerbitkan sukuk tahun lalu. Sukuk senilai 200 juta Euro alias Rp 2,9 triliun itu berhasil menarik investor dengan pendanaan sehat dan sekaligus jadi langkah awal membuka peluang investasi yang lebih luas lagi bagi Inggris.

Ellwood mengatakan Inggris tetap berkomitmen menjalin hubungan baik dengan Timur Tengah dan melakukan ekspansi bisnis di sana. "Kita harus mengkampanyekan partisipasi politik inklusif dan penciptaan lapangan kerja di berbagai regional," kata Ellwood dikutip dari the Telegraph, akhir pekan lalu.

Produk keuangan Islam mengikuti ketenguan hukum Islam (syariah) membagi risiko secara merata dan sistmen pembayaran berbunga. Saat ini, sudah ada enam bank Islam di Inggris dan 20 bank konvensional yang menawarkan produk dan layanan keuangan Islam. Mayoriras mereka adalah bank asal Barat.

Ellwood mengatakan telah banyak proyek-proyek besar di London yang berhasil didanai dari keuangan Islam termasuk pembangunan The Shard dan the Olympic Village.

Perkembangan keuangan Islam di Inggris tak lepas dari peran Menteri Keuangan Inggris George Osborne yang menyebut pangsa pasar industri ini bisa mencapai dua triliun dolar AS. Jika Inggris berhasil meraih itu, tak diragukan Inggris bisa jadi pusat sistem keuangan Islam global.

Kepala Keuangan HSBC Robert Gray mengatakan pasar sukuk saat ini baru 0,1 persen dari aset keuangan global dan berpotensi meningkat menjadi 20 persen per tahunnya. Sukuk memberi imbal hasil tetap dengan underlying assets yang jelas sehingga menghapuskan sistem pembayaran bunga.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement