Rabu 04 Mar 2015 10:06 WIB

Abbott: Hubungan Australia-Indonesia Harus Tetap Bertahan

Rep: C65/ Red: Didi Purwadi
Perdana Menteri Australia Tony Abbott.
Foto: Reuters
Perdana Menteri Australia Tony Abbott.

REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Menjelang eksekusi mati 'Bali Nine' di Indonesia, Perdana Menteri Australia, Tonny Abbott masih berharap pemerintah Indonesia akan membatalkan hukuman tersebut. Ia mengtakan belum berbicara dengan Presiden Indonesia, Joko Widodo, setelah perkembangan terbaru.

Namun demikian, Abbot mengaku pihaknya masih membutuhkan hubungan dengan Indonesia setelah eksekusi dan meminta warga Australia untuk tidak membawa Indonesia dalam kemarahan.

"Hubungan harus bertahan dan harus tumbuh lebih kuat," kata dia, seperti dilansir dari News.com, Rabu (4/3).

Meski terpidana mati telah dipindahkan ke lokasi eksekusi, Abbott rupanya masih menaruh harapan untuk pembatalan hukuman mati bagi dua warganya, Chan dan Sukumaran. "Kami membenci kejahatan narkoba, tetapi kami juga membenci hukuman mati," tambahnya.

Menurutnya, hukuman mati sangat tidak pantas dilakukan oleh Indonesia. Ia juga dengan tegas mengaku tidak akan mundur dalam mengupayakan penolakan hukuman mati yang ditetapkan Indonesia.

"Pemerintah Australia tidak akan beristirahat dalam tekad kami membiarkan Indonesia tahu bahwa kami menentang hukuman mati," tegasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement