Sabtu 14 Mar 2015 12:53 WIB

Perdana Menteri Kanada: Niqab Berakar Pada Budaya Anti Perempuan

Rep: C07/ Red: Satya Festiani
Muslimah bercadar.
Foto: Reuters/Charles Platiau
Muslimah bercadar.

REPUBLIKA.CO.ID, KANADA -- Perdana Menteri Kanada, Stephen Harper membuat pernyataan bahwa penggunan niqab (cadar) bagi para muslim berakar pada budaya anti perempuan. Harper menyampaikan pernyataannya tersebut di Gedung Pemerintahan Kanada.

"Ini sangat mudah dimengerti," kata Harper, menurut CTV News.

Ia pun menjelaskan, mengapa Kanada sangat tidak setuju dengan penggunaan niqab, menurutnya penggunaan penutup wajah sangat bertentangan dengan nilai-nilai kebebasan yang diterapkan di Kanada. Dengan memperbolehkan menggunakan niqab, sambung Harper, sama saja seperti merangkul praktek yang tidak transparan dan tidak terbuka.

"Bukankah penggunaan niqab juga berakar pada budaya yang anti-perempuan?" tanya Harper.

Harper pun geram dengan pemimpin Partai Liberal, Justin Trudeau yang tidak setuju dengan usulan larangan pemerintah terhadap penggunaan niqab selama upacara kewarganegaraan. Menurut Harper, Trudeau tampaknya tidak mengerti, mengapa hampir semua orang Kanada menentang penggunaan niqab.

Harper mengklaim saat ini Trudeau sudah berada jauh dari kasus dan isu ini.Selain itu,lanjut Harper, sebagian besar masyarakat Kanada merupakan muslim moderat yang mempunyai pandangan luas dan terbuka.

Pada bulan Februari, Pengadilan Federal Kanada memutuskan melawan larangan niqab, yang pertama kali diperkenalkan pada bulan Februari. Rencananya di bawah pemerintah Harper akan mecabut hasil keputusan itu. Atas rencananya Harper dikritik pedas di akun twitter dengan menggunakan hashtag #DressCodePM.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement