Jumat 27 Mar 2015 16:24 WIB

Nigeria Siap Hadapi Pemilu

Rep: Gita Amanda/ Red: Winda Destiana Putri
Serangan Boko Haram di Nigeria
Foto: AP
Serangan Boko Haram di Nigeria

REPUBLIKA.CO.ID, ABUJA -- Nigeria sedang bersiap menghadapi pemilihan umum (pemilu) yang sedianya akan digelar pada Sabtu (28/3) esok.

Militer Nigeria mengambil langkah pengamanan ekstra, dengan terus mendorong milisi Boko Haram meninggalkan kota di timur laut negara tersebut.

Dengan bantuan senjata baru dari Cina, Rusia dan Ceko serta pelatihan militer dari pasukan Asing, Nigeria bersiap memukul mundur Boko Haram. Selama ini Boko Haram kerap mengancam akan mengganggu jalannya pemilu.

Pemilu awalnya akan digelar enam pekan lalu, namun serangan militer terhadap Boko Haram membuat pemilihan ditunda hingga Sabtu. Pemungutan terpaksa akan dilakukan di tengah 1,5 juta warga yang meninggalkan rumah mereka akibat ulah milisi.

Juru bicara pemerintah Mike Omeri mengatakan, hanya dalam waktu dua bulan militer Nigeria dibantu oleh pasukan Chad, Niger dan Kamerun berhasil merebut kembali sekitar 27 dari 30 kota yang dikuasai Boko Haram. Kota-kota yang direbut menurut Omeri termasuk Adamawa dan Yobe di wilayah timur.

Selama ini pasukan Nigeria menghadapi Boko Haram dengan keterbatasan. Namun kini menurut Omeri mereka telah mencapai keberhasilan baru, dengan perolehan senjata yang banyak.

"Apa yang kita tak pernah punya, sekarang kita miliki. Kami memiliki drone, pesawat, APC (alat pengangkut personel lapis baja), dan lainnya, " kata Omeri pada Jumat (27/3).

Meski begitu belum ada rencana untuk mendirikan Tempat Pemungutan Suara (TPS) di wilayah-wilayah yang baru direbut. Hal tersebut diungkapkan juru bicara Komisi Pemilihan lokal Rifkatu Duku di Yola, Adamawa.

"Kami tak akan mengambil risiko nyawa staf-staf kami," katanya.

Selain itu, meski kini militer Nigeria telah berupaya keras menunjukan perlawanan mereka pada Boko Haram namun banyak warga yang masih enggan kembali ke rumah. Salah seorang warga Zira Yohana mengatakan, meski tentara telah merebut kembali kota mereka namun mereka tak yakin Boko Haram tak akan kembali.

Dua kota di Nigeria telah dua kali berpindah tangan ke Boko Haram. Ini menandakan pasukan Nigeria tak dapat mempertahankan wilayah yang telah mereka rebut.

Hanya pengungsi yang berada di dalam negeri yang dapat memilih. Sementara ribuan orang yang telah mengungsi ke negara lain, tak dapat memilih. Begitu pula ratusan ribu pengungsi yang melintasi perbatasan Nigeria.

Para pengamat mengatakan, calon presiden Muhammadu Buhari dan calon incumbent Goodluck Jonathan akan bersaing ketat. Selama ini calon incumbent selalu menang dalam pemilu Nigeria. Tapi tampaknya saat ini tak semudah itu. Pemilu Sabtu akan menjadi kontes 'pertarungan' nyata di Nigeria.

Seperti dilansir BBC News, kedua calon berasal dari latar belakang yang berbeda. Jonathan seorang penganut Kristen dari selatan, sementara Buhari merupakan Muslim dari utara.

Menurut pengamat dari Jaringan untuk Keadilan dan kelompok HAM Abdullahi Bawa Wase, ini akan menjadi pemilu paling mahal yang pernah diadakan di Afrika dan Nigeria. Ia mengatakan setiap calon yang ingin mendapatkan kursi di Senat membutuhkan dana minimal satu juta dolar untuk kampanye.

"Ketika menjabat, daripada berkonsentrasi mengenai masalah warga seperti listrik, air, jalan dan pendidikan mereka akan lebih mengumpulkan kekayaan untuk pemilu beriktunya," kata Wase.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement