Ahad 29 Mar 2015 23:35 WIB

Pakistan Kirim Jet Tempur Jemput Warganya di Yaman

Kisruh di Yaman melibatkan Arab Saudi kontra Iran.
Foto: Reuters
Kisruh di Yaman melibatkan Arab Saudi kontra Iran.

REPUBLIKA.CO.ID, Pakistan, yang belum memutuskan apakah akan memberikan bantuan militer bagi serangan-serangan pimpinan Arab Saudi, sedang mengirimkan pesawat-pesawat jet jumbo ke negara Timur Tengah itu untuk mengevakuasi ratusan warganya, kata juru bicara Kementerian Pertahanan, Ahad (29/3).

Arab Saudi telah memindahkan puluhan diplomatnya dari Yaman pada Sabtu sementara Perserikatan Bangsa-Bangsa juga menarik staf internasionalnya setelah berlangsungnya serangan udara pimpinan Arab untuk malam ketiga. Serangan-serangan dilancarkan dalam upaya untuk menahan laju para pejuang Houthi, yang bersekutu dengan Iran.

TV Pakistan mewawancarai para warga negara Pakistan di Yaman yang putus asa dan meminta pertolongan.

"Pihak berwenang penerbangan sipil Saudi telah memberikan izin bagi kami untuk mengirim pesawat-pesawat penumpang ke Yaman," kata seorang pejabat Kementerian Pertahanan kepada Reuters.

"Untuk tahap pertama, dua jet jumbo akan dikirim ke Yaman hari Minggu guna membawa pulang para warga Pakistan," katanya menambahkan.

Iring-iringan 600 warga Pakistan sedang bergerak menuju pelabuhan Laut Merah, Hodeida, tempat "pengaturan bagi mereka untuk tinggal sementara dilakukan sebelum perjalanan mereka pulang ke Pakistan dibuat," kata Menteri Luar Negeri Aizaz Chaudry seperti dikutip media.

Menteri Pertahanan Khawaja Asif mengatakan kepada parlemen, Jumat, Pakistan belum memutuskan apakah akan memberi dukungan militer bagi koalisi pimpinan Arab Saudi kendati telah berjanji akan membela Arab Saudi dari ancaman apapun.

Perdana Menteri Nawaz Sharif, dalam pembicaraan melalui telepon dengan Raja Arab Saudi Salman, Sabtu, menawarkan "semua potensi tentara Pakistan", demikian laporan media yang mengutip Saudi Press Agency.

Sharif telah sekian lama memiliki hubungan dekat dengan keluarga kerajaan Arab Saudi. Setelah periode kedua jabatannya sebagai perdana menteri berakhir melalui kudeta militer pada 1999, ia pergi mengasingkan diri di Arab Saudi.

Arab tahun lalu memberi pinjaman senilai $1,5 miliar dolar bagi Pakistan untuk membantu Islamabad menopang cadangan devisanya, memenuhi kewajiban-kewajiban terkait utang serta menjalankan proyek-proyek energi luas dan infrastruktur.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement