Kamis 02 Apr 2015 14:50 WIB

GCC Desak PBB Keluarkan Resolusi Embargo Senjata di Yaman

Rep: Gita Amanda/ Red: Yudha Manggala P Putra
Peta Yaman.
Foto: Foto: lib.utexas.edu
Peta Yaman.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Dewan Kerjasama Teluk (GCC) mendesak PBB untuk mengeluarkan resolusi embargo senjata dan sanksi terhadap Yaman. Namun upaya negosiasi GCC berlangsung alot dengan Rusia yang menentang hal tersebut.

Al-Arabiya Kamis (2/4) melaporkan, enam negara anggota GCC telah melakukan negosiasi dengan lima negara anggota Dewan Keamanan PBB dan Yordania. Mereka memaksa PBB mengeluarkan resolusi untuk embargo senjata dan menjatuhkan sanksi ke Yaman.

Namun desakan GCC tersebut mendapat pertentangan kuat dari Rusia yang memiliki hubungan baik dengan Iran. Selama ini Arab Saudi menuduh Iran mendukung pemberontak Houthi, dalam upaya memperluas pengaruh regionalnya.

"GCC saat ini perlu melobi Rusia, itu sangat, sangat sulit," kata seorang diplomat Dewan Keamanan PBB dengan syarat anonimitas.

Diplomat mengatakan, selama negosiasi Rusia menyajikan amandemen rancangan untuk memperluas embargo senjata ke semua pihak termasuk pasukan Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi. Moskow juga menentang sanksi luas terhadap Houthi. Mereka juga meminta daftar orang-orang yang mungkin ditargetkan terkena sanksi larangan perjalanan serta pembekuan aset.

Juru bicara misi Rusia untuk PBB, Aleksey Zaytsev, menegaskan adanya masalah dalam resolusi. Namun ia menolak memberikan rinciannya.

Dialog sedang dilakukan di PBB, di tengah kekhawatiran atas korban sipil terutama setelah serangan udara Saudi. Sejauh ini sedikitnya 62 anak-anak tewas selama sepekan terakhir.

Utusan perdamaian PBB untuk Yaman, Jamal Benomar, telah berada di New York pada Rabu (1/4) untuk menggelar pembicaraan tersebut. Ini dilakukan di tengah laporan, yang menyatakan negara-negara Teluk menuntut penggantian dirinya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement