Senin 06 Apr 2015 18:25 WIB

Warga Sunni Irak Ganti Nama Demi Kelangsungan Hidup

Rep: Gita Amanda/ Red: Joko Sadewo
Syiah dan Sunni
Syiah dan Sunni

REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Kemunculan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dan milisi Syiah telah membuka kembali luka sektarian, serta menimbulkan rasa takut bagi banyak warga Sunni di Irak.

Tak heran beberapa waktu terakhir muncul 'tren' baru di kalangan warga Sunni Irak. Banyak dari mereka mengubah nama yang menunjukkan identitas Sunni.

Omar Mazen salah satunya. November lalu, pemuda 21 tahun tersebut kehilangan ayahnya sementara rumahnya habis terbakar. Kejadian tersebut memaksanya untuk meninggalkan rumah di Baquba ke ibukota Irak. Bukan hanya itu, Mazen pun terpaksa mengubah nama dengan alasan demi kelangsungan hidupnya.

Dilansir The Guardian, Mazen mengisahkan perjalanannya menuju ibukota bukan perkara mudah namun sangat berbahaya. Pada setiap pos pemeriksaan, milisi Syiah kerap menatap curiga pada nama dengan identitas Sunni.

"Saya tak ingin menunjukkan kepada mereka. Aku ketakutan setiap saat. Begitu banyak Sunni menghilang di pos pemeriksaan, dan ayah saya salah satu dari mereka," kata Mazen.

Mazen memutuskan mengubah namanya menjadi Ammar. Menurutnya nama tersebut terdengar lebih netral. Ia juga kerap berlindung di antara para warga Syiah.

Keputusan Mazen mengubah nama ia wujudkan pada Februari lalu. Saat itu ia pergi ke kantor kependudukan dan memulai proses tersebut. "Mereka (para pejabat pemerintah) sangat membantu. Mereka mengatakan akan memakan waktu sekitar satu bulan," ungkapnya.

Apa yang dialami Mazen mencerminkan pergolakan baru yang terjadi di Irak saat ini. Dalam 10 bulan terakhir, sejumlah besar orang telah kembali mengungsi dan struktur sosial di Irak sekali lagi diuji.

Para pejabat mengatakan, mereka telah memeriksa serentetan perubahan nama. Tapi mereka mengklaim tak ingin campur tangan terkait hal ini. Menurutnya keputusan mengubah nama merupakan hak setiap individu.

Kepala Biro Kependudukan di Baghdad Mayor Jenderal Tahseen Abdul Razak mengatakan, bulan lalu mereka banyak menerima permintaan untuk mengubah nama. Kebanyakan dari mereka menurut Abdul Razak mengubah nama Syiah atau Sunni mereka.

"Nama yang paling umum mengubah dari Omar menjadi Ammar atau menghapus nama keluarga mereka di kartu kewarganegaraan mereka. Kami memiliki banyak kasus tetapi tak untuk tingkat yang luar biasa," kata Abdul Razak.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement