Ahad 19 Apr 2015 03:30 WIB

Gencatan Senjata Gagal, Ukraina Terancam Pecah

Rep: c23/ Red: Satya Festiani
Peta Ukraina
Foto: wikipedia
Peta Ukraina

REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Pemimpin separatis senior di timur Ukraina, Aleksandr Zakharchenko, mengklaim kesepakatan gencatan senjata yang telah disepakati akan gagal, kecuali Kiev mengakui kemerdekaan yang dikuasai pemberontak. Zakharchenko juga mengatakan dirinya ingin memperluas dan memproklamirkam daerahnya menjadi Republik Rakyat Donetsk (DNR).

“Perjanjian gencatan senjata, yang dimediasi oleh Barat di Minsk pada Februari tidak dilaksanakan dengan baik oleh Kiev (pemerintah Ukraina),”  ungkap Zakharchenko, seperti dilaporkan BBC, Sabtu (18/4). Ukraina, lanjut dia, juga tidak menyelesaikan semua masalah.

Zakharchenko menambahkan jika Ukraina setuju untuk menyelesaikan masalah, seharusnya pemerintahan bertindak cepat dan bergerak maju dalam hal tersebut. “Jika itu tidak terjadi, maka perjanjian Minsk tidak terlaksana, dan itu membuat pertemuan di sana sia-sia,” ucapnya. Dia juga menuduh pemerintah Ukraina sedang mempersiapkan perang melawan pihak oposisi.

Klaim yang diutarakan Zakharchenko tersebut telah berulang kali dibantah pemerintahan Ukraina di Kiev.

Berdasarkan perjanjian Minsk, yang didukung Jerman, Prancis, dan Rusia, telah menyepakati daerah timur Ukraina, yang dikuasai pemberontak, akan tetap menjadi bagian dari Ukraina. Pertemuan itu juga telah menghasilkan gencatan senjata untuk kedua belah pihak yang bertikai, yakni pemerintah Ukraina dengan pihak oposisi.

Namun, Zakharchenko masih bersikeras daerah yang dikuasainya harus diakui secara hukum sebagai daerah yang independen. Dia mengaku pemerintah Ukraina telah berhenti membayar kesejahteraan, dana pensiun, dan iuran lainnya yang harus ditanggung negara.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement